Rabu, 17 July 2019 11:18 UTC
TUNGGU PERPRES: Sebelum merancang penggunaan transportasi yang terintegrasi harus menunggu perpres. Foto: Baehaqi.
JATIMNET.COM, Surabaya - Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Timur belum bisa memastikan moda transportasi massal berbasis rel yang akan dipakai di Surabaya dan sekitarnya.
Wakil Gubernur Jawa Timur, Emil Elestianto Dardak mengaku tengah menunggu Peraturan Presiden (Perpres) tentang tata ruang, sebelum merancang penggunaan transportasi yang terintegrasi.
"Sebelum itu (merancang sistem transportasi di Surabaya dan sekitarnya) ada peraturan presiden tentang tata ruang terbit. Karena itu adalah menjadi mandat untuk segera ditindak lanjuti," ujar Emil, Rabu 17 Juli 2019.
BACA JUGA: Khofifah Ingin Inggris Bantu Pembangunan MRT dan LRT di Jawa Timur
Rapat terbatas yang dilakukan dengan presiden beberapa waktu lalu menghasilkan rancangan perpres tentang tata ruang strategis nasional. Mantan Bupati Trenggalek itu mengatakan, selanjutnya perpres akan menjadi panduan rencana induk sektoral untuk menentukan moda transportasi yang tepat.
"Dari situ kami baru punya perencanaan yang mumpuni, untuk kemudian merealisasikan pengembangan Gerbang Kertasusila," ungkapnya.
Sembari menunggu keluarnya perpres, lanjut Emil, kajian dilakukan guna melihat mana yang cocok digunakan di Gerbang Kertasusila. Pastinya Kementerian Perhubungan merekomendasikan optimalisasi terlebih dahulu terhadap penggunaan jaringan rel yang telah terbangun.
BACA JUGA: Pakar Transportasi ITS: Trem belum Beri Solusi Kemacetan
Baru setelahnya mempertimbangkan pemanfaatan LRT, MRT, atau trem yang dipakai. "Nah kalau sudah optimum existing rel, keberadaan LRT atau intra urban itu sifatnya komplementer terhadap yang itu tadi," kata Emil.
Sebelum semua itu selesai dibahas, wakil gubernur kelahiran Jakarta tersebut enggan berbicara lebih detail.
"Saya belum berani ngomong sebelum kami duduk bareng dengan pemerintah daerah. Tapi semua akan terakselerasi sebelum itu perpres tata ruang terbit," tandasnya.