Logo

Lima Sektor yang Mendominasi Penanaman Modal di Surabaya

Reporter:,Editor:

Kamis, 21 January 2021 00:20 UTC

Lima Sektor yang Mendominasi Penanaman Modal di Surabaya

Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPM-PTSP) Surabaya, M Taswin

JATIMNET.COM, Surabaya - Di tengah pandemi investasi di Kota Surabaya sepanjang tahun 2020 melebihi target, yakni tembus Rp 64 triliun. Target yang ditetapkan adalah Rp 63 triliun.

Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPM-PTSP) Surabaya, M Taswin menjelaskan, nilai investasi sebesar Rp 64 triliun itu berasal dari dua jenis. Pertama dari Penanaman Modal Asing (PMA) sebesar Rp 1,5 triliun.

Kedua dari Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) yang terdiri dari PMDN fasilitas sebesar Rp 20,63 triliun dan PMDN non-fasilitas sebesar Rp 41,92 triliun.

BACA JUGA: Di Tengah Pandemi, Investasi di Surabaya Tembus Rp 64 Triliun

“Jika dibandingkan dengan tahun 2019 lalu, memang PMA kita ada penurunan karena tahun 2019 mencapai Rp 2,44 triliun, dan tahun 2020 hanya Rp 1,5 triliun. Tapi yang naik tahun 2020 adalah PMDN-nya, terutama yang PMDN fasilitas sebesar Rp 20,63 triliun, dan tahun 2019 hanya 16,77 triliun. Jadi, yang PMDN fasilitas ini naiknya sangat tinggi,” ia menandaskan.

Taswin kembali menjelaskan, bahwa terdapat lima sektor yang mendominasi PMA tahun 2020. Pertama, transportasi, gudang dan telekomunikasi. Kedua, perdagangan dan reparasi. Ketiga, industri makanan. Keempat, konstruksi. Dan yang kelima kesehatan.

Sedangkan lima sektor yang mendominasi PMDN fasilitas tahun 2020 adalah transportasi, gudang dan telekomunikasi. Industri makanan. Listrik, gas dan air. Perdagangan dan reparasi. Industri logam dasar, barang logam, bukan mesin dan peralatannya.

BACA JUGA: Hingga September, Investasi Surabaya Mencapai Rp 36 Triliun

Sementara lima sektor yang mendominasi PMDN non-fasilitas tahun 2020 adalah perdagangan dan reparasi. Konstruksi. Perumahan, kawasan industri dan perkantoran. Transportasi, gudang dan telekomunikasi. Hotel dan restoran.

Di samping itu, ia juga memastikan bahwa investasi di Surabaya lebih banyak didorong oleh perkembangan UMKM yang terus meningkat hingga saat ini. Bahkan, ia juga memastikan bahwa UMKM ini tidak terlalu terpengaruh kondisi pandemi Covid-19. “UMKM ini malah  survive di Surabaya,” ia menuturkan.

Salah satu buktinya adalah terus meningkatnya pengurusan izin usaha yang dilakukan oleh UMKM. Bahkan, jumlahnya lebih tinggi dibanding tahun 2019 lalu. “Makanya, kami terus berkomitmen untuk mempermudah perizinan usaha perdagangan itu,” ia memungkasi