Logo

Ledakan Amunisi TNI AD, Musibah atau Kelemahan SOP?

Reporter:

Kamis, 15 May 2025 00:00 UTC

Ledakan Amunisi TNI AD, Musibah atau Kelemahan SOP?

Infografis dua ledakan besar dari amunisi TNI AD. Grafis: Hamdan

JATIMNET.COM – Dalam sepekan selama 5-12 Mei 2025 terjadi dua kali insiden ledakan besar dari amunisi TNI Angkatan Darat.

Pada Senin, 5 Mei 2025, sekitar pukul 21.30 WIB, terdengar beberapa kali ledakan di Kecamatan Gempol, Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur.

Setelah ditelusuri, ledakan itu ternyata dari amunisi yang sedang diangkut truk Batalyon Infanteri (Yonif) 509/Balawara Yudha (BY) Divisi Infanteri 2/Kostrad sedang dalam perjalanan pulang ke markas di Jember setelah menjalankan tugas di Papua.

Menurut informasi yang dihimpun, muncul percikan api dari truk dan semakin membesar. Sopir truk sudah meminggirkan dan menghentikan truk di bahu jalan tol setelah diperingatkan personel TNI lainnya yang berada di belakang truk.

BACA: Sepekan, Terjadi Dua Ledakan Besar Amunisi TNI AD, 14 Korban Tewas

Namun, karena api semakin membesar dan membahayakan, sejumlah personel Yonif 509 langsung menyelamatkan diri dengan melompat untuk menjauhi area jalan tol.

Namun, nahas, salah satu anggota Yonif 509 gugur dalam insiden ini dan dua anggota lainnya mengalami luka saat melompat dari ketinggian ke luar dari jalan tol.

Insiden itu terjadi di kilometer 774+350 A ruas tol Gempol-Pandaan, Kecamatan Gempol, Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur.

BACA: Kecelakaan Pemusnahan Amunisi di Garut, 13 Orang Tewas

Selang sepekan, Senin, 12 Mei 2025, sekitar pukul 09.30 WIB kembali terjadi ledakan dari amunisi TNI AD yang memakan korban jiwa cukup banyak.

Musibah itu terjadi saat pemusnahan puluhan amunisi termasuk granat dan mortir kedaluwarsa yang dilakukan Gudang Pusat Amunisi (Gupusmu) III Pusat Peralatan Angkatan Darat (Puspalad) Garut di Desa Segara, Kecamatan Cibalong, Kabupaten Garut, Jawa Barat.  

Sejumlah pihak menduga ada kelemahan penerapan Standar Operasional Prosedur (SOP) dalam pemusnahan amunisi kedaluwarsa tersebut, termasuk teknis dan peralatan yang dipakai serta pelibatan warga sipil yang membantu penggalian lubang tempat pemusnahan atau peledakan amunisi.

BACA: Nama 13 Korban Ledakan Amunisi Kedaluwarsa di Garut

Akibat insiden ini, empat anggota TNI AD gugur dan sembilan warga sipil yang berada di lokasi pemusnahan amunisi meninggal dunia. Dari empat anggota TNI AD yang gugur itu termasuk Kepala Gupusmu III Puspadal Garut Kolonel (CPL) Antonius Hermawan.

Semoga tidak ada lagi musibah yang serupa dan ada perbaikan SOP dalam teknis pemusnahan amunisi.

Selain itu juga perlu dilakukan pengamanan yang lebih ketat dari jangkauan masyarakat sekitar lokasi pemusnahan amunisi dan memperhatikan dampak lingkungan dari pemusnahan amunisi tersebut.