Logo

Laju Inflasi Kabupaten Probolinggo Rendah, Stok Pangan Aman Kecuali Gula

Reporter:,Editor:

Kamis, 15 April 2021 10:40 UTC

Laju Inflasi Kabupaten Probolinggo Rendah, Stok Pangan Aman Kecuali Gula

RAPAT INFLASI. Rapat koordinasi Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Kabupaten Probolinggo, Kamis, 15 April 2021. Foto: Diskominfo Kab. Probolinggo

JATIMNET.COM, Probolinggo – Kepala Bagian Perekonomian dan Sumber Daya Alam (SDA) Setda Kabupaten Probolinggo Susilo Isnadi mengatakan laju inflasi bulan Maret 2021 di Kabupaten Probolinggo termasuk dalam kategori rendah.

Rendahnya inflasi ditengarai karena menurunnya daya beli masyarakat yang dipengaruhi faktor pandemi Covid-19 dan belum masuk musim panen.

“Kalau terjadi penurunan daya beli tentunya akan menurunkan pertumbuhan ekonomi. Oleh karenanya, kami berharap laju inflasi di Kabupaten Probolinggo stabil. Namun saat ini kondisinya tidak terlalu mengkhawatirkan. Karena posisinya berada di atas nasional dan di bawah Jawa Timur,” ujarnya, Kamis, 15 April 2021.

Sekadar informasi, tingkat inflasi di Kabupaten Probolinggo bulan Maret 2021 sebesar 0,18 persen, tahun kalender 0,51 persen, dan inflasi tahunan sebesar 1,56 persen (year on year). Serta inflasi tahunan  Jawa Timur sebesar 0,65 persen dan inflasi nasional sebesar 0,44 persen.

BACA JUGA: Cabai Rawit dan Kenaikan Tarif Tol Sumbang Inflasi Januari 2021

Lebih lanjut Susilo menyampaikan jika stok beras di Bulog Probolinggo per 8 April 2021 ada sebanyak 13.465 ton. Jumlah itu dinilainya masih mencukupi kebutuhan beras di Kabupaten Probolinggo hingga April 2022 mendatang.

Sedangkan terkait penyerapan beras oleh Bulog per 8 April 2021 sebanyak 5,143 ton. Menurut Susilo, angka tersebut diperoleh berdasarkan laporan hasil rapat koordinasi tingkat tinggi atau High Level Meeting (HLM) Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Kabupaten Probolinggo.

“Itu sebagai upaya pengendalian inflasi daerah dan antisipasi ketersediaan, keterjangkauan harga, serta kelancaran distribusi bahan pokok dan barang strategis lainnya pada Ramadan dan Hari Raya Idul Fitri 1442 H di situasi pandemi,” katanya.

Susilo menyampaikan, Harga Eceran Tertinggi (HET) beras mengacu pada Permendag Nomor 57 Tahun 2017 dimana beras medium Rp9.450 per kilogram dan beras premium Rp12.800 per kilogram.

“Analisa ketersediaan pangan dihitung dengan rumus ketersediaan pangan-konsumsi (dengan asumsi konsumsi beras di Kabupaten Probolinggo sebanyak 88,6 kg/orang/tahun). Yang jelas stok beras kemarin masih cukup untuk satu tahun ke depan, karena sudah ada panen padi di Kabupaten Probolinggo,” katanya.

Pun demikian, Susilo mengatakan stok LPG 3 kilogram bersubsidi juga masih mencukupi  dan memenuhi kebutuhan masyarakat terutama di bulan Ramadan dan Hari Raya Idul Fitri 1442 Hijriah.

“Kami sudah mempunyai langkah mengajukan kuota tambahan sebagai antisipasi jika nanti terjadi kekurangan LPG 3 kilogram bersubsidi,” ujarnya.

BACA JUGA: Harga Cabai Rawit Naik akibat Pasokan Berkurang

Begitu juga stok BBM kendaraan bermotor. Menurut Susilo, pihaknya juga sudah mengajukan kuota cadangan.

Namun demikian, berbeda dengan stok gula pasir di Kabupaten Probolinggo. Susilo menyebut ada rasa kekhawatiran karena stok yang tersedia di PG Wonolangan sebanyak 400 ton dan jumlah itu sudah dipesan.

“Ini menjadi perhatian kita karena gula menjadi kebutuhan pokok, terutama di bulan suci Ramadan dan Hari Raya Idul Fitri 1442 Hijriah. Stok gula yang ada sudah di-order beberapa kelompok di luar daerah. Misalnya untuk grup arisan, gula yang akan dibagikan jelang lebaran,” katanya.

Sementara untuk stok daging dan telor masih mencukupi. Termasuk cabai rawit, meski harganya sempat tinggi namun sudah cenderung stabil di angka Rp45 ribu per kilogram.

INFLASI. Rapat Koordinasi/High Level Meeting (HLM) Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Kabupaten Probolinggo. Foto : Diskominfo.