Minggu, 03 February 2019 00:53 UTC
Ilustrasi kunjungan wisatawan.
JATIMNET.COM, Jakarta – Kunjungan wisatawan asal Malaysia ternyata menempati urutan tertinggi dari negara lainnya. Dari 15,81 juta wisatawan yang berkunjung tahun 2018, sebanyak 2,50 juta (15,83 persen) di antaranya berasal dari Negeri Jiran tersebut.
“Kunjungan wisman ke Indonesia selama 2018 mencapai 15,81 juta atau naik 12,58 persen dibandingkan 2017 yang berjumlah 14,04 juta kunjungan,” kata Menteri Pariwisata Arief Yahya, Minggu 3 Februari 2019.
Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), tercatat lima negara penyumbang wisman terbanyak ke Indonesia pada 2018; Malaysia sebanyak 2,50 juta kunjungan (15,83 persen), Cina 2,14 juta (13,52 persen), Singapura 1,77 juta (11,19 persen), Timor Leste 1,76 juta (11,15 persen), dan Australia 1,30 juta (8,23 persen) wisatawan.
BACA JUGA: Devisa Sektor Pariwisata Masih Menjanjikan
Sementara berdasarkan wilayah, wisman dari ASEAN memiliki persentase kenaikan paling tinggi sebesar 20,60 persen dibanding periode yang sama tahun sebelumnya.
Kunjungan wisman dari wilayah ASEAN pada 2018 sebanyak 5,45 juta atau tumbuh 20,60 persen dibandingkan 2017 sebanyak 4,52 juta, sedangkan wilayah Asia selain ASEAN sebanyak 5,84 juta atau tumbuh 14,11 persen dibandingkan tahun sebelumnya mencapai 5,12 juta. Sedangkan kunjungan wisman dari wilayah Timur Tengah sebanyak 226,9 ribu atau minus 6,13 persen dibanding tahun lalu sebanyak 284,4 ribu wisman.
Sementara dari wilayah Eropa sebanyak 2,008 juta atau tumbuh 1,76 persen dibandingkan tahun sebelumnya sebanyak 1,97 juta kunjungan. Untuk wilayah Amerika tercatat sebanyak 567,7 ribu atau tumbuh 5,71 persen dari tahun lalu sebanyak 537 ribu kunjungan.
BACA JUGA: Begini Kementerian Pariwisata Sasar Wisatawan Milenial Dunia
Kunjungan wisman dari wilayah Oseania (Australia, Selandia Baru, Papua Nugini, dan Oseania lainnya) mencapai 1,57 juta atau tumbuh 4,43 persen dibandingkan tahun lalu sebanyak 1,50 juta. Untuk wilayah Oseania, wisman Australia memberikan kontribusi terbesar sebanyak 1,3 juta atau tumbuh 3,52 persen dibandingkan tahun 2017 sebanyak 1,25 juta kunjungan. Sementara itu kunjungan wisman dari wilayah Afrika ke Indonesia pada 2018 tercatat sebanyak 88,6 ribu atau minus 2,82 persen dibandingkan tahun lalu sebanyak 91,2 ribu kunjungan.
Jumlah wisman yang berkunjung tersebut tidak mencapai dari target yang ditetapkan 17 juta sepanjang 2018. Namun dari sisi pendapatan devisa, kontribusi sektor pariwisata selama 2018 diproyeksi menunjukkan kenaikan yang signifikan.
Sederetan bencana yang melanda menjadi faktor utama yang menyebabkan target terkoreksi mengingat bencana yang melanda terjadi di destinasi-destinasi favorit wisman. Erupsi Gunung Agung, gempa Lombok, tsunami Palu, hingga tsunami Selat Sunda pada akhir tutup tahun mendorong terjadinya penurunan perjalanan wisman.
BACA JUGA: Kementerian Pariwisata Sambut Baik Penerbangan Langsung Moskow-Denpasar
Menteri Pariwisata Arief Yahya mengatakan, upaya meningkatkan kunjungan wisman ke Indonesia tahun ini yang ditarget 20 juta orang dilakukan dengan menerapkan strategi super "extra ordinary" sebagai jurus pamungkas, yaitu Border Tourism, Tourism Hub, dan Low Cost Terminal.
Menurut rencana Terminal 1 Bandara Soekarno Hatta akan dikembangkan menjadi full LCCT penerbangan domestik dan Terminal 2 full LCCT untuk penerbangan domestik dan internasional.
Di sisi lain Bandara Banyuwangi juga dikembangkan menjadi LCCT setelah melalui berbagai proses pembenahan.
"LCC adalah senjata ampuh untuk mendorong pertumbuhan jumlah wisman, dimana maskapai berbiaya rendah ini menyumbang kontribusi peningkatan kunjungan wisman sebanyak 20 persen. LCC merupakan salah satu penentu utama keberhasilan target kunjungan 20 juta wisman pada tahun 2019,” kata Arief Yahya. (ant)
