Logo

KPK Panggil Guru Besar UIN Sunan Ampel Surabaya

Reporter:

Selasa, 02 April 2019 04:29 UTC

KPK Panggil Guru Besar UIN Sunan Ampel Surabaya

Ilustrasi: Ali Yani.

Jakarta (ANTARA) – Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) memanggil Guru Besar Fakultas Dakwah Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Ampel Surabaya Nur Syam. Pria yang juga pernah Sekretaris Jenderal Kementerian Agama 2014-2018 dipanggil sebagai saksi dalam perkara dugaan suap seleksi jabatan di Kemenag 2018-2019.

“Saksi Nur Syam diperiksa untuk tersangka RMY (Romahurmuziy),” kata Juru Bicara KPK Febri Diansyah, Selasa 2 April 2019.

Selain Nur Syam, KPK juga memanggil anggota panitia pelaksana seleksi (pansel) jabatan pimpinan tinggi Kemenag pada Sekretariat Jenderal Septian Saputra dan dua anggota panitia pelaksana seleksi jabatan pimpinan tinggi Kemenag pada Setjen Fiestyo Imanta Santosa dan Farah Yuliana dalam perkara yang sama.

BACA JUGA: Ketua Umum Tertangkap KPK, Ini Komentar Politikus PPP

KPK dalam perkara ini menetapkan Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP) M Romahurmuziy alias Rommy, Kepala Kantor Wilayah Kemenag Jawa Timur Haris Hasanuddin dan Kepala Dinas Kemenag Kabupaten Gresik Muafaq Wirahadi sebagai tersangka.

KPK juga sudah menggeledah ruang Menag Lukman Hakim yang merupakan kader PPP di Kemenag dan menyita sekitar Rp 180 juta dan 30 ribu dolar AS. Lokasi lain yang digeledah adalah kantor DPP PPP yaitu ruangan ketua umum, bendahara, dan administrasi.

Dalam kasus ini, Rommy diduga menerima uang Rp 250 juta dari Haris pada 6 Februari 2019. Uang itu diperuntukkan agar Haris dapat lolos dalam seleksi sebagai Kepala Kantor Wilayah Kemenag Jatim.

BACA JUGA: KPK Periksa Romahurmuziy

Pemberian selanjutnya sebesar Rp 50 juta berasal dari Muafaq untuk mendaftar sebagai Kepala Kantor Kemenag Kabupaten Gresik yang belum diterima karena terjadi OTT pada Jumat 16 Maret 2019 lalu.

Haris sebelumnya mengikuti seleksi terbuka Sistem Layanan Lelang Jabatan Calon Pejabat Pimpinan TInggi 2018/2019. Pertengahan Februari 2019, Kemenag menerima informasi bahwa nama Haris tidak masuk dalam tiga nama yang akan diusulkan ke menteri agama karena ia diduga pernah mendapatkan hukuman disiplin.

Namun Haris diduga bekerja sama dengan pihak tertentu agar tetap lolos dalam proses seleksi jabatan tinggi di Kemenag sehingga pada 5 Maret 2019 Haris dilantik menjadi Kakanwil Kemenag Jatim. (ant)