Kamis, 14 February 2019 11:33 UTC
Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini memberikan motivasi kepada anak putus sekolah di Kediaman Wali Kota, Kamis 14 Februari 2019. Foto: Khoirotul Lathifiyah
JATIMNET.COM, Surabaya - Pemerintah Kota Surabaya mempunyai sisa lebih perhitungan anggaran (SiLPA) sebesar Rp 1 Triliun pada APBD 2018 lalu. Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini merencanakan anggaran sebesar itu untuk mensejahterakan rakyat Surabaya pada 2019. Untuk apa saja ?
Risma mengungkapkan bahwa sejumlah kepala daerah merasa penasaran dengan Kota Surabaya karena selalu mempunyai anggaran lebih untuk memberikan bantuan buat warganya.
Ia pun menjelaskan pemkot memiliki anggaran khusus untuk membantu mensejahterahkan warga, baik untuk pengamen, lansia, orang sakit serta anak-anak putus sekolah. Anggaran yang sudah disediakan itu merupakan alokasi dari SiLPA tahun sebelumnya.
BACA JUGA: SiLPA APBD Surabaya Capai Rp 1,2 Triliun
"Jadi setiap tahun pemkot mempunyai silpa sebesar 1 triliun, dan anggaran ini kami alokasikan untuk warga," kata Risma kepada wartawan usai memberikan motivasi kepada Anak Putus Sekolah di Kediaman Walikota, Kamis 14 Februari 2019.
Risma mengatakan banyak persoalan sosial di Kota Surabaya yang membutuhkan penanganan segera karena menyangkut kemanusiaan serta masa depan anak-anak. Sejumlah masalah itu diantaranya masih banyak anak usia 17 tahun harus putus sekolah karena terkendala mahalnya biaya pendidikan.
Banyak kemudian yang menjadi pengamen, berjualan, bahkan melakukan hal-hal negatif. "Jadi anak-anak ini ada yang ngelem (menghirup lem), minum-minuman keras, dan bermain juga mengamen di jalan-jalan," kata Risma.
Pendidikan yang mahal membuat anak-anak ini malas sekolah. Mereka beranggapan membebani orang tuanya. Risma mengakui, untuk menangani anak putus sekolah pada jenjang SMA ini masih tergolong susah.
Jika didaftarkan ke swasta biayanya terlalu mahal. Sedangkan jika ke sekolah negeri membutuhkan proses yang lumayan susah karena jenjang SMA merupakan wewenang pemerintah provinsi.
BACA JUGA: Upaya Pemkot Surabaya Kurangi Kemacetan Dengan Pedestrian
"Hari ini yang masuk ke SMA lebih dari sepuluh anak, dan yang lainnya masih SD dan SMP. Nah ini akan saya carikan solusinya untuk yang SMA. Memang bisa, tetapi agak susah," tambahnya.
Karena itu, ia berharap SMA gratis yang akan dibangun di Surabaya nantinya segera mendapatkan izin. Agar bisa digunakan untuk menampung anak yang putus sekolah karena faktor ekonomi maupun karena kenakalan remaja. Pendirian sekolah berikut fasilitasnya itu akan menggunakan dana SilPA.
"Nah, kalau pemkot punya sekolah sendiri akan dapat menghemat biaya operasional anak-anak putus sekolah, khususnya di jenjang SMA. Selain itu, agar lebih mudah untuk menyekolahkan dan memantau anak yang bermasalah ini," ungkap Risma.