Logo

SiLPA APBD Surabaya Capai Rp 1,2 Triliun

Reporter:,Editor:

Jumat, 23 November 2018 06:16 UTC

SiLPA APBD Surabaya Capai Rp 1,2 Triliun

Ilustrasi

JATIMNET.COM, Surabaya-Sisa Lebih Perhitungan Anggaran (SiLPA) APBD Surabaya diprediksi mencapai Rp 1,2 trilliun. DPRD Surabaya menyarankan agar SiLPA tersebut dipakai membangun rumah sakit pada tahun anggaran 2019.

“Sudah ditetapkan ada SiLPA pada PAK 2018. Nanti di laporan APBD 2018 SiLPA bisa sampai Rp 1,2 trilliun lebih. Agar tahun depan tidak sampai SiLPA banyak, itu untuk membangun. Rumah sakit bisa menjadi opsi,” ujar Anggota Komisi B DPRD Surabaya Baktiono saat dijumpai di Gedung DPRD Surabaya, Jumat, 23 November 2018.

Politisi PDI Perjuangan ini mempunyai alasan atas usulan penggunaan SiLPA untuk pembangunan rumah sakit baru. Ia menilai selama ini keberadaan rumah sakit milik pemerintah baru bisa menjangkau masyarakat di Surabaya Utara dan Barat. RSUD Soewandhie yang menjadi rujukan banyak rumah sakit tipe C dan D letaknya di Surabaya Utara.

Sedangkan Rumah Sakit Bhakti Dharma Husada (BDH) bertipe C lokasinya di Surabaya Barat. Bagi masyarakat Surabaya Selatan dan Timur, terlalu jauh jika ingin berobat ke rumah sakit milik pemkot. “Kalau kepingin SiLPA tadi bisa efektif terpakai makanya harus bangun rumah sakit baru. Dari pada nanti menumpuk di RSUD Dr Soewandhie,” urainya.

Selama ini, kata Baktiono, daftar tunggu rawat inap di RSUD Dr Seowandhie sudah terlalu tinggi. Bahkan mencapai 1000 orang perharinya yang masuk untuk opname. Padahal idealnya semestinya 500 orang perhari.

Sebelumnya, Wakil Wali Kota Surabaya Whisnu Sakti Buana mengatakan, memang ada rencana membangun rumah sakit di wilayah Surabaya Timur dan Selatan. Khususnya di wilayah Selatan. Karena untuk wilayah Selatan belum ada rumah sakit milik pemerintah kota. “Wilayah selatan dan timur masih terlalu jauh dari rumah sakit daerah,” kata Whisnu.

Kapan rencana pembangunan rumah sakit di wilayah Surabaya Timur dan Selatan itu dilakukan, Whisnu masih enggan menjawab. Dirinya mengutamakan peningkatan kualitas rumah sakit terlebih dahulu sebelum membangun baru.