Logo

Korban KDRT dan HIV/AIDS di Jatim, Perempuan Bangsa Gelar Pelatihan Konselor

Reporter:,Editor:

Sabtu, 07 March 2020 08:30 UTC

Korban KDRT dan HIV/AIDS di Jatim, Perempuan Bangsa Gelar Pelatihan Konselor

Ketua DPW Perempuan Bangsa (PB) Jawa Timur Anik Maslachah saat membuka acara Training of Trainer (TOT) Counselor dan Launching Griya Curhat Keluarga (GCK), Sabtu, 7 Maret 2020. Foto: Baehaqi Almutoif

JATIMNET.COM, Surabaya – Ketua DPW Perempuan Bangsa (PB) Jawa Timur Anik Maslachah mengaku prihatin dengan masih banyaknya korban persoalan sosial di Jatim. Angkanya pun cukup mencengangkan. 

"Persoalan sosial yang korban terbanyaknya perempuan di Jawa Timur ini luar biasa. Kita harus segera melakukan gerakan untuk menyikapi persoalan ini," ujar Anik Maslachah di sela membuka acara Training of Trainer (TOT) Counselor dan Launching Griya Curhat Keluarga (GCK), Sabtu, 7 Maret 2020. 

Berdasarkan data Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, kata Anik, tren Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) di Jatim terus naik. Tahun 2019 jumlahnya mencapai 1.247 kasus dengan 83,7 persen korbannya perempuan. 

BACA JUGA: Residivis KDRT asal Jember Hukum Anaknya di Kandang Ayam

Sedangkan kekerasan sesual tercatat sebanyak 1.890 kasus, pemerkosaan 846 kasus, pelecehan seks 331 kasus, penyiksaan seks 33 kasus, dan eksploitasi perempuan 38 kasus. 

Anik yang juga Wakil Ketua DPRD Jatim itu juga memaparkan posisi Jawa Timur yang menempati peringkat kedua jumlah penderta HIV/AIDS per 2019. Peringkat ini naik dari tahun sebelumnya yang berada di urutan ketiga. 

"Memang sedikit miss (tak cocok) datanya dengan Dinas Kesehatan Jatim. Kalau Dinkes Jatim menyebutkan masih nomor tiga tahun ini," kata Anik. 

Dari penduduk berjumlah 38.000.850 orang, 43.399 orang terjangkit HIV/AIDS. Sebanyak 16.844 orang adalah perempuan yang kemudian menular ke janin. "Persentasenya ibu rumah tangga adalah 38,8 persen, masuk ranking terbanyak kedua," katanya. 

Karena itu, melalui TOT Counselor dan launching GCK, Anik mengajak Perempuan Bangsa turut aktif menurunkan angka tersebut. 

Ia pun mengajak organisasi sayap Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) ini membentuk fasilitator yang siap menindaklanjuti ke cabang sampai terbentuk Griya Curhat Keluarga di 38 kabupaten dan kota. 

BACA JUGA: Tindak Pidana, Tetangga Wajib Ikut Campur Hentikan KDRT

"Harus bisa terbentuk institusi yang dilegalkan terdaftar di Bakesbangpol masing-masing kota/kabupaten," tuturnya. 

Sementara itu, Ketua DPP Perempuan Bangsa Siti Mukaromah mendukung penuh langkah yang dilakukan DPW PB Jatim. Diharapkan GCK juga bisa dibentuk di daerah-daerah lain.

"Griya Curhat Keluarga adalah bentuk konkret Perempuan Bangsa menyikapi persoalan-persoalan yang ada," kata perempuan yang akrab dipanggil Erma ini.

Kader Perempuan Bangsa, menurut Erma, harus mampu berkontribusi dan menjadi wadah perempuan curhat. "Kita benar-benar menjadi tempat curhat. Jangan sampai perempuan itu curhatnya mblabrah (tidak tentu arah)," katanya.