Sabtu, 17 August 2019 08:41 UTC
Logo Kontras.
JATIMNET.COM, Surabaya – Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (Kontras) Surabaya menyayangkan sejumlah warga, organisasi masyarakat, dan tentara yang menggeruduk Asrama Mahasiswa Papua di Kalasan, Pacar Keling Surabaya, Jumat 16 Agustus 2019.
Koordinator Kontras Surabaya, Fatkhul Khoir menjelaskan bahwa, dugaan perusakan bendera merah putih dan dibuang ke selokan yang beredar di media sosial bukan dari mahasiswa Papua, seperti yang dituduhkan kepada mereka.
Namun, informasi yang beredar berikutnya adalah mahasiswa Papua tidak memasang bendera merah putih.
BACA JUGA: Polisi Masih Selidiki Dugaan Pembuangan Bendera Merah Putih ke Selokan
“Gak jelas sumbernya. Menurut infonya, teman-teman Papua tidak ada yang merusak bendera,” ungkap Fatkhul Khoir kepada Jatimnet, Sabtu 17 Agutus 2019.
Ia menambahkan permasalahan yang berulang-ulang terjadi ini disebabkan tidak adanya upaya pendekatan dialogis kepada mahasiswa Papua yang berkuliah di Surabaya ataupun Malang.
“Pola penanganan terhadap mahasiswa Papua selalu dengan pendekatan kekerasan,” tegasnya.
BACA JUGA: Polisi Imbau Massa Tidak Berbuat Anarkistis dan Memasuki Asrama
Sementara itu, mengenai ancaman agar mahasiswa Papua meninggalkan Surabaya dan mengosongkan asrama, pihaknya mengajak semua pihak untuk lebih bijak mengambil kesimpulan.
“Ya saya kira kita harus bijak menyikapinya,” tutupnya.
Fatkhul menjelaskan saat itu dirinya baru bisa menghubungi mahasiswa Papua yang berada di dalam asrama melalui Dorlince Iyowau, dan mendapat informasi mengenai kejadian tersebut.
Dari informasi yang disampaikan oleh Dorlince Iyowau, kata Fatkhul Khoir, mahasiswa Papua terpaksa mematikan lampu dan terkurung di aula, sebab massa masih berada di luar pagar dan melempari batu.
Bahkan, saat itu dirinya mendatangi Asrama Mahasiswa Papua, namun tidak bisa memasuki asrama. “Gak bisa, karena situasi gak kondusif,” jawabnya.
