Logo

Kolaborasi Apik Antara PENS dan VKTR, Kembangkan Riset dan Inovasi Kendaraan Listrik

Reporter:,Editor:

Selasa, 31 May 2022 02:20 UTC

Kolaborasi Apik Antara PENS dan VKTR, Kembangkan Riset dan Inovasi Kendaraan Listrik

Politeknik Elektronika Negeri Surabaya (PENS) dengan PT VKTR Teknologi Mobilitas menggelar soft launching pusat riset dan inovasi di bidang elektrifikasi transportasi

JATIMNET.COM, Surabaya - Politeknik Elektronika Negeri Surabaya (PENS) dengan PT VKTR Teknologi Mobilitas menggelar soft launching pusat riset dan inovasi di bidang elektrifikasi transportasi (PENS - VKTR Innovation Lab of Transport Electrification), Senin 30 Mei 2022.

Acara ini ditandai dengan penyerahan satu unit bus listrik merek BYD type K9 oleh Direktur Utama PT VKTR Teknologi Mobilitas Gilarsi W. Setijono kepada Direktur PENS Aliridho Barakbah, di lobby Gedung Pascasarjana PENS. Bus inilah yang nantinya akan dijadikan sebagai Electric Vehicle (EV) Innovation Laboratorium.

Adapun berdirinya EV Innovation Lab ini merupakan tindak lanjut dari nota kesepahaman antara kedua belah pihak, yang menyepakati sejumlah langkah strategis untuk mewujudkan kerjasama di bidang penelitian, pengembangan, dan inovasi teknologi elektrifikasi transportasi.

"Kerjasama PENS dan VKTR ini nantinya akan bermuara pada tiga hal, yakni pengembangan komponen telematika dan mekatronika, repowering bus dan angkot dari mesin bensin menjadi listrik, dan pengembangan teknologi motor listrik," kata Dirut PT VKTR Teknologi Mobilitas Gilarsi W. Setijono.

Baca Juga: PENSFest 2022, Wagub Jatim: Pendampingan Industri Beri Penajaman Mahasiswa Membaca Trend

Dalam hal pengembangan telematika, PENS bersama VKTR akan melakukan studi secara mendalam terhadap aspek telekomunikasi dan informatika yang ada di dalam kendaraan listrik. Sedangkan dalam hal mekatronika, studi akan banyak difokuskan kepada aspek teknik mesin, teknik listrik dan perangkat lunak yang ada di dalam kendaraan listrik.

“Dari studi tersebut, Insya Allah ke depannya kita akan mampu mengembangkan aspek telematika dan mekatronika dari kendaraan listrik secara mandiri,” ia menuturkan.

Kerjasama ini juga menjangkau studi yang akan memungkinkan PENS dan VKTR membangun industri yang mampu mengonversi alat transportasi publik dari mesin berbahan bakar energi fosil menjadi kendaraan listrik.

“Kenapa EV transportasi menjadi sangat penting? Karena pertama, efek atau kontribusinya terhadap emisi karbon yang bisa kita tekan. Kedua, juga karena efek edukasinya. Maksudnya siapa sih yang tidak terpapar oleh transportasi? Kita semua pasti pernah berhubungan dengan transportasi," ia menjelaskan.

Baca Juga: Wagub Jatim Harap Karya dan Inovasi PENS Unggul Hingga Skala Internasional

"Sementara EV ini memberikan kenyamanan lebih baik, environment tidak ada bau, getaran berkurang, noise juga sangat sedikit. Nah dengan experience yang lebih baik ini, orang itu akan jadi mikir dengan green energy dan clean energy, jadi akhirnya ada efek education juga di situ,” imbuhnya.

Terpisah Direktur PENS Aliridho Barakbah menyebut kolaborasi dengan VKTR ini menjadi terobosan yang akan membantu membangun budaya inovasi di kampus PENS. Pasalnya, sesuai tema Dies Natalis PENS ke 34 yaitu Edukasi, Kreasi dan Sinergi menuju Kampus Inovasi, maka kerjasama ini menjadi bentuk nyata menjaga semangat PENS sebagai Kampus Inovasi.

“Ini menjadi awal yang baik dari upaya menciptakan satu ekosistem yang saling mendukung dalam elektrifikasi transportasi di Indonesia secara jangka panjang dan berkelanjutan oleh perguruan tinggi dan industri," kata Aliridho.

Pengembangan pusat riset dan inovasi di bidang elektrifikasi transportasi antara PENS dan VKTR ini akan secara aktif melibatkan mahasiswa dalam proses riset dan inovasinya, yang mana di dalamnya tergabung sekitar 52 lab dengan 26 research grup.

“Jadi ini bus pertama yang memang murni dengan memakai teknologi EV. Karena kami dari kalangan pendidikan tinggi, kami berusaha untuk memberikan sentuhan knowledge dan skill untuk pengembangan EV ini. Kami punya banyak tenaga pakar yang multidisciplinary di sini, dan mereka butuh wadah untuk melakukan trial eksperimen dalam bentuk permasalahan riil,” ia mengungkapkan.

“Alhamdulillah dari pihak VKTR sangat support dengan mewadahi semacam laboratorium berjalan dalam bentuk riil bus ini yang kita uprek sama-sama. Akademisi kami bermain di sini didampingi oleh teman-teman VKTR, kita nguprek bersama untuk memberikan sentuhan baru ke teknologi EV-nya,” ia menguraikan.

Aliridho menjelaskan yang bisa PENS mainkan di level pengembangan research dan inovasinya adalah terkait dengan smart system, mulai dari pengolahan data analitik yang diambil dari data-data sensor bus itu ketika berjalan, kemudian pengembangan OS-nya, dan pengembangan EV-nya sendiri seperti teknologi baterai hingga mekatroniknya yang ada dalam bus tersebut.

“Jadi sebenarnya dengan datangnya bus yang merupakan lab berjalan ini, kita bersama juga sudah mulai berjalan (risetnya). Semenjak dari Jakarta pun kita sudah mulai pengambilan data terkait, dan data itu kita masukkan ke analitik untuk melihat sejauh apa performance kinerja dari baterainya sndiri,” ia menjabarkan.

Sebagai informasi, PT VKTR Teknologi Mobilitas mendatangkan satu unit bus listrik dengan panjang 12 meter, lebar 2,5 meter, dan tinggi 3,3 meter itu ke kampus PENS dengan cara dikendarai via tol Transjawa dari Jakarta menuju Surabaya, dengan penumpang sebanyak 9 orang.

Dalam perjalanannya, bus ini menempuh jarak kurang lebih sejauh 796 kilometer. Sepanjang perjalanan, bus melakukan penambahan daya (recharging) sebanyak 2 kali, yakni di Kantor PLN Pekalongan, Jawa Tengah dan PLN Ngawi, Jawa Timur. Dalam kondisi baterai penuh, bus ini mampu menempuh jarak 200 - 250 kilometer di dalam kota dan 400 - 500 kilometer di tol dengan kecepatan rata-rata 50 km/jam.

Nah, lantaran masih minimnya stasiun pengisian daya, maka dalam perjalanannya bus listrik bertransmisi automatic dan berbodi rendah ini dikondisikan hanya berjalan dengan kecepatan maksimal 70 km per jam. Hal ini dilakukan untuk menghemat daya baterai.

Untuk proses penambahan daya bus listrik ini membutuhkan waktu sebanyak 3 - 4 jam, dari kondisi 0 - 100 persen. Durasi charging-nya akan lebih singkat jika kondisi baterai di atas 50 persen saat dilakukan penambahan daya.