Selasa, 03 December 2019 00:59 UTC
PERTEMUAN: Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawan bertemu dengan atlet Pelatnas senam, Shalfa Avrila Siani yang dicoret dari Pelatnas jelang Sea Games Filiphina di Gedung Negara Grahadi, Senin 2 Desember 2019. Foto: Baehaqi.
JATIMNET.COM, Surabaya - Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa akhirnya bertemu dengan atlet Pelatnas senam, Shalfa Avrila Siani yang dicoret dari Pelatnas jelang Sea Games Filiphina di Gedung Negara Grahadi, Senin 2 Desember 2019.
Keduanya bertemu dalam ruang tertutup. Shalfa ditemani sang ibunda dan kuasa hukumnya. Sementara dari KONI Jawa Timur turut hadir Ketua KONI Jatim Erlangga Satriagung dan Ketua Harian KONI Jatim M. Nabil.
Pertemuan berlangsung kurang lebih dari satu setengah jam, dari pukul 13.00 WIB hingga 15.00 WIB, kemudian Shalfa keluar bersama Khofifah. "Nanti wawancaranya sama saya saja," ujar Khofifah sembari mengantarkan Shalfa ke keluar Gedung Grahadi.
Usai melepas, Khofifah menyebutkan, Shalfa butuh psychososial theraphy. KONI Jatim nantinya yang akan mengupayakan hal tersebut. "Social punishment itu berat, saya tadi rembukan sama Pak Erlangga (Ketua KONI Jatim), pada dasarnya di Puslatda ada psikolognya," kata Khofifah, Senin 2 Desember 2019.
BACA JUGA: Cerita Lengkap Ibu Atlet Senam yang Dituduh Tidak Perawan
Selain menyediakan psychososial theraphy, gubernur kelahiran Surabaya itu mengaku menyediakan opsi pindah sekolah bagi Shalfa. Karena wewenang SMA ada di tangan Pemprov Jatim, kemungkinan atlet 17 tahun itu akan bersekolah di Kediri.
Khofifah sendiri telah berkomunikasi dengan Wali Kota Kediri, dan semua sudah disiapkan. "Sudah dikomuniukasikan. Saya komunikasi dengan wali kota, insya allah ada SMA negeri yang akan jadi tempat di mana Shalfa sekolah," ungkapnya.
Dikonfirmasi alasan pencoretan, mantan menteri sosial itu enggan berkomentar. "Ada kuasa hukum, saya lebih hati ke hati," sambungnya.
Prinsipnya, lanjut Khofifah, karena ini olahraga seharusnya yang menjadi ukuran adalah prestasi. Indeks prestasi menjadi indikator yang utama, meski kedisiplinan, pembinaan karakter juga menjadi pertimbangan lain karena seorang atlet.
BACA JUGA: Kemenpora Siap Bertindak Tegas Soal Pemulangan Atlet Karena Tak Perawan
Diluar indikator itu, seharusnya tidak dibenarkan dijadikan dasar pertimbangan untuk mendegradasikan seorang atlet. Seharusnya semua alasan berlandaskan pada prestasi.
"Saya pesan cara menenangkan hati dengan Banyak berdzikir. Lalu pertama tentu adalah untuk pendidikannya Shalfa," tandasnya.
Sementara, kuasa hukum Shalfa Avrila Siani, Imam Mukhlas mengutarakan terimakasih kepada Gubernur Khofifah yang telah menfasilitasi Shalfa.
"Pada prinsipnya yang terpenting adalah psikologi anak, kemudian juga tadi ada jaminan Gubernur Jatim untuk mengembalikan hak-hak dia sebagai atlet yang terampas," bebernya.
BACA JUGA: Tak Ada Aturan Harus Perawan, Kuasa Hukum Atlet Kediri Tuntut Tanggung Jawab
Pastinya, lanjut Imam, pencoretan Shalfa bukan karena alasan indispliner. Begitupun dengan penurunan prestasi, pihaknya belum terkonfirmasi soal hal itu.
"Soal indisipliner maka kami berharap dari transparansi dari pihak Persani, karena kita punya temuan-temuan yang mungkin kita akan ungkap di kemudian hari," tandasnya.