Logo

Khofifah Bersihkan Sungai Brantas dari Popok Bayi

Reporter:,Editor:

Sabtu, 16 February 2019 22:37 UTC

Khofifah Bersihkan Sungai Brantas dari Popok Bayi

Pencearan Sungai Brantas membuat Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa turut membersihkan dari popok bayi, Minggu 17 Februari 2019. Foto: Baehaqi Almutoif.

JATIMNET.COM, Surabaya – Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansah mulai menyelesaikan pekerjaan rumah. Salah satunya dengan bersih-bersih sampah popok bayi di Sungai Brantas.

“Dulu enceng gondok banyak, dan kini sudah dibersihkan. Saya ikut menyusuri sungai dan menemukan popok, saya angkat ternyata uaboot (berat), karena sudah menyerap air banyak,” ujar Khofifah usai menyusuri Sungai Berantas, Minggu 17 Februari 2019.

Popok bayi termasuk jenis sampah yang paling banyak mengotori Sungai Brantas. Sepanjang tahun 2018 sudah sekitar 1,2 juta popok bayi sekali pakai atau diapers dibuang di sungai.

Karenanya di 33 hari pertama program kerja, Khofifah mengajak seluruh masyarakat turut menjaga kebersihan sungai melalui pemberian dropbox atau kontainer sampah. "Kalau disiapkan dropbox, masyarakat akan terfasilitasi," jelasnya.

BACA JUGA: Perusahaan Popok Harus Bertanggung Jawab Atas Pencemaran Sungai

Pemberian dropbox ini tidak hanya diberikan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Timur. Tetapi juga pemerintah kabupaten/kota di sepanjang aliran Sungai Brantas. Selanjutnya, sampah popok bayi ini akan dibawa ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) di masing-masing daerah.

Sungai Brantas, menurut Khofifah merupakan salah satu urat nadi aktivitas warga Surabaya dan sekitarnya. Banyak warga di sepanjang bantaran sungai memanfaatkan untuk berbagai kepentingan, seperti mencari ikan dan kegiatan lain.

Sementara itu, aktivis lingkungan Ecoton, Prigi Arisandi mengatakan Sungai Brantas memiliki peran yang cukup vital di kabupaten/kota memasok kebutuhan air minum. Namun justru harus menanggung beban pestisida, limbah industri dan limbah domestik terutama popok bayi.

BACA JUGA: Ini Kapal Usulan Untuk Transportasi Sungai Di Surabaya

Akibatnya, kualitas air memburuk dan membuat 80 persen ikan di Sungai Brantas mengandung mikroplastik dalam lambungnya. Belum lagi 20 persen ikan Bader mengalami gangguan reproduksi di Sungai Kalimas, yang merupakan anak Sungai Brantas.

“Pada 2018, terjadi enam kali ikan mati masal akibat buangan limbah industri," kata Prigi.

Ecoton, lanjutnya, bersama 45 komunitas yang tergabung dalam Relawan Jogo Kali siap mendukung program Adopsi Sungai Brantas. Dalam program itu ada dua poin penting, antara lain membersihkan 99 jembatan dari sampah popok, dan menyediakan 99 tempat sampah khusus popok.

“Kami mendorong adanya Memorandum of Understanding (MoU/ nota kesepahaman) industri-industri disepanjang kali Brantas untuk menerapkan sistem yang berkelanjutan," tuturnya.