Selasa, 16 December 2025 09:00 UTC

Salsa Sabilillah, atlet sepak takraw asal Tuban yang mewakili Indonesia di ajang SEA Games 2025. (Foto: Dok. Pemkab Tuban)
JATIMNET.COM, Tuban – “Gantungkan cita-citamu setinggi langit”. Kutipan motivasi terkenal dari Ir Soekarno itu nampaknya melekat di benak Salsa Sabilillah.
Dari Desa Prunggahan, Kecamatan Semanding, Kabupaten Tuban, ia melangkah jauh hingga ke arena SEA Games 2025 di Thailand. Salsa membawa mimpi, doa orang tua, dan harapan daerahnya.
Semangat dan perjuangan keras yang dilakoninya membuahkan hasil positif. Medali perunggu akhirnya berkilau di leher Salsa. Namun, cerita panjang di balik keberhasilan itu jauh lebih bersinar.
Namanya bergema setelah menjadi bagian dari Tim Nasional Sepak Takraw Putri Indonesia yang sukses meraih medali perunggu pada nomor beregu SEA Games 2025 di Thailand.
Bertanding di Gimnasium Kota Nakhon Pathom pada Sabtu, 14 Desember 2025, Salsa dan rekan-rekannya harus berjibaku menghadapi kerasnya persaingan negara-negara Asia Tenggara.
Meski perjalanan tim harus terhenti di babak semifinal, medali perunggu itu tetap bermakna besar. Bagi Indonesia, ini adalah capaian yang patut dibanggakan. Bagi Tuban, ini adalah sejarah.
Dan bagi perempuan berambut lurus tersebut, ini adalah buah dari perjalanan panjang yang dimulai dari lapangan sederhana kampung halaman.
Di sela-sela jadwal pertandingan yang padat, Salsa mengaku masih sulit mempercayai bahwa dirinya kini berada di level SEA Games--ajang olahraga terbesar di Asia Tenggara.
Salsa Sabilillah, atlet sepak takraw asal Tuban yang mewakili Indonesia di ajang SEA Games 2025. (Foto: Dok. Pemkab Tuban)
Ia mengenang masa kecilnya sebagai anak desa yang tumbuh tanpa kemewahan. Namun, memiliki satu hal yang selalu ia pelihara, yaitu mimpi.
“Alhamdulillah, saya sangat bersyukur bisa sampai di titik ini. Saya tidak menyangka bisa berada di posisi sekarang, berawal dari anak desa biasa,” ujar Salsa saat dihubungi dari Thailand, Senin 15 Desember 2025.
Bagi alumni SMPN 1 Semanding ini, medali perunggu bukan sekadar logam yang digantungkan di leher. Di baliknya ada doa orang tua, pengorbanan waktu, keringat dalam latihan, serta kerinduan pada rumah yang kerap harus dipendam demi tanggung jawabnya sebagai atlet nasional.
“Medali ini saya persembahkan untuk orang tua saya, untuk Tuban, Jawa Timur, dan semua yang sudah mendoakan serta mendukung saya,” tuturnya dengan nada haru.
Perjalanan menuju SEA Games bukanlah proses instan. Sejak awal Agustus 2025, Salsa telah bergabung dalam pemusatan latihan nasional bersama Timnas Sepak Takraw Putri Indonesia.
Hari-harinya diisi dengan latihan fisik intensif, penguatan teknik, hingga pematangan strategi permainan. Disiplin tinggi menjadi harga yang harus dibayar untuk mengenakan lambang Garuda di dada.
Tak hanya berlatih di dalam negeri, tim Indonesia juga menjalani dua kali uji tanding di Thailand sebelum pertandingan resmi dimulai. Uji tanding ini menjadi bagian penting untuk membaca kekuatan lawan sekaligus mengasah mental bertanding di atmosfer internasional.
“Persiapan kami cukup lama, mulai awal Agustus. Sebelum SEA Games, tim Indonesia juga melaksanakan uji tanding di Thailand sebanyak dua kali,” jelasnya
Semua proses itu menempa alumnus SDN Prunggahan 3 itu bukan hanya sebagai atlet, tetapi juga sebagai pribadi yang tangguh. Tekanan, ekspektasi, dan kelelahan fisik menjadi bagian yang tak terpisahkan dari keseharian. Namun ia memilih bertahan, karena mimpi yang ia kejar lebih besar dari rasa lelah yang dirasakan.
Sebelum mencicipi panggung SEA Games, Mahasiswi Universitas PGRI Adi Buana Surabaya itu telah lebih dulu menorehkan sejumlah prestasi nasional bergengsi. Di antaranya Juara 1 Team Double Event Pra-PON XXI Jawa Tengah 2023, Juara 1 Regu PON XXI Aceh--Sumatera Utara 2024, serta Juara 1 Double Event Pomnas Jawa Tengah 2025. Setiap gelar menjadi batu pijakan menuju level yang lebih tinggi.
SEA Games 2025 menjadi babak baru sekaligus tantangan tersendiri. Menghadapi lawan-lawan kuat dari Asia Tenggara, Salsa dan tim dituntut tampil tanpa gentar. Meski belum mampu melangkah ke final, raihan medali perunggu menjadi sinyal bahwa Indonesiadan atlet-atlet daerah seperti Salsa mampu bersaing di level elite.
Salsa berharap capaian ini menjadi motivasi, bukan hanya bagi dirinya, tetapi juga bagi generasi muda di daerah. “Semoga ke depan Indonesia bisa meraih hasil yang lebih baik lagi,” ucapnya optimis.
Apresiasi atas prestasi tersebut juga datang dari Pemerintah Kabupaten Tuban. Kepala Dinas Kebudayaan, Kepemudaan dan Olahraga Serta Pariwisata (Disbudporapar) Mohammad Emawan Putra, menyebut capaian Salsa sebagai bukti nyata keberhasilan pembinaan atlet daerah.
“Prestasi ini menjadi kebanggaan Tuban, Jawa Timur, dan Indonesia. Kami berharap capaian ini dapat menginspirasi generasi muda Tuban untuk terus berprestasi melalui olahraga,” pungkasnya Selasa, 16 Desember 2025.
Salsa telah membuktikan bahwa kerja keras yang konsisten selalu menemukan jalannya menuju panggung kehormatan.
