Logo

Kelompok Nasionalis Mengaku Terlibat dalam Tewasnya Jurnalis di Irlandia

Reporter:

Rabu, 24 April 2019 04:23 UTC

Kelompok Nasionalis Mengaku Terlibat dalam Tewasnya Jurnalis di Irlandia

Ilustrasi oleh Cheppy Canggih

JATIMNET.COM, Surabaya – Kelompok militan nasionalis Irlandia, IRA Baru, telah meminta maaf atas tewasnya seorang jurnalis Lyra McKee. Kelompok tersebut mengakui jika seorang anggotanya terlibat dalam peristiwa itu.

Kelompok yang menentang perjanjian damai Irlandia Utara tahun 1998 itu, menjelaskan jika tewasnya McKee sebagai peristiwa yang tragis.

Mereka juga menawarkan “ pernyataan maaf yang tulus dan penuh”, kepada rekan, keluarga dan teman korban. Pernyataan yang dikirim menggunakan kode pengenal itu, diterima koran Irish News, pada Senin malam, dikutip dari Reuters, Rabu 24 April.

IRA Baru mengatakan, jika mereka telah mengirim relawan di lokasi razia polisi di Londonderry, pekan lalu. “Kami telah menginstruksikan pada relawan kami untuk mengambil langkah kepedulian di masa depan, ketika berhadapan dengan musuh, dan mengupayakan tindakan yang tepat untuk menjamin hal ini,” katanya.

BACA JUGA: Jurnalis Tewas Tertembak saat Kerusuhan di Irlandia Utara

Kelompok ini adalah salah satu kelompok kecil, yang aktif menentang perjanjian damai tahun 1998, yang kemudian mengakhiri kekerasan selama tiga dekade di wilayah itu.

IRA Baru jauh lebih kecil, dibanding Tentara Republik Irlandia (IRA), yang telah dilucuti sejak perjanjian damai berjalan.

Reporter berusia 29 tahun itu ditembak mati di Londonderry pada Kamis, ketika dia menyaksikan pemuda nasionalis Irlandia, menyerang polisi dalam sebuah razia.

Polisi mengatakan, McKee tertembak ketika seseorang meletuskan senjata ke arah petugas.

BACA JUGA: Tulis Penembakan di Kantor Sendiri, Koran Ini Terima Pulitzer

Kini, mereka membebaskan tanpa syarat seorang perempuan berusia 57 tahun, yang ditangkap setelah MacKee tewas. Dua laki-laki berusia 18 dan 19 tahun, juga turut dilepaskan.

Tewasnya McKee terjadi di antara kevakuman politik selama dua tahun terakhir di Irlandia Utara, setelah Nasionalis Irlandia, Sinn Fein, menarik diri dari pembagian kekuasaan dalam pemerintahan bersama, dengan Partai Serikat Demokratik Inggris (DUP).

Peran pemerintahan itu penting dalam mencapai perjanjian damai di tahun 1998, dan Menteri Inggris di Irlandia Utara Karen Bradley mengatakan, jika ia berencana untuk berbicara dengan pemimpin partai di provinsi dalam minggu ini.

Pertemuan terakhir di antara kedua partai berakhir dengan kegagalan lebih dari setahun lalu.

BACA JUGA: Rwanda Beri Penghormatan Pada Korban Genosida 

Upaya untuk memecahkan kebuntuan menjadi lebih susah, lantaran hubungan yang buruk antara Sinn Fein dan DUP, peran DUP dalam menopang kelompok minoritas pendukung PM Theresa May di London, dan dampak Brexit pada Irlandia Utara.

“Penghormatan kekal kami kepada Lyra harus dalam bentuk upaya keberlanjutan untuk mencapai perdamaian di seluruh Irlandia Utara,” kata Bradley kepada parlemen di Inggris, Selasa 23 April 2019.