Kamis, 23 December 2021 10:20 UTC
FOGGING. Petugas Dinas Kesehatan Kabupaten Madiun melakukan fogging atau pengasapan di Kelurahan/Kecamatan Wungu, Kabupaten Madiun, Kamis, 23 Desember 2021. Foto.Nd.Nugroho
JATIMNET.COM, Madiun - Jumlah kasus demam berdarah dengue (DBB) di Kabupaten Madiun meningkat drastis. Pada periode Januari hingga 23 Desember 2021 tercatat sebanyak 103 kasus. Satu penderita di antaranya meninggal dunia.
Bila dibandingkan tahun lalu, maka jumlahnya meningkat 17 kasus. Sejak Januari hingga Desember 2020 tercatat sebanyak 86 kasus. Dua di antaranya meninggal dunia.
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan setempat, dr.Anies Djaka mengatakan bahwa kasus DBD itu tersebar di sejumlah wilayah.
Baca Juga: Seorang Anak di Madiun Meninggal akibat Demam Berdarah
“Daerah endemisnya ada di 24 desa dan kelurahan, seperti Klorogan (Kecamatan Geger) dan Wungu (Kecamatan Wungu),” ujar dia di sela fogging atau pengasapan di Kelurahan Wungu, Kamis, 23 Desember 2021.
Dari 24 daerah endemis itu, Anies menyatakan, jumlah kasus terbanyak sejak Januari lalu berada di Kecamatan Wungu. Adapun jumahnya sebanyak 29 penderita DBD. Sedangkan, pada Desember ini tercatat tujuh kasus baru. Hingga kini, dinyatakan, penderitanya masih dirawat di rumah sakit.
Menurut dia, peningkatan kasus DBD dipengaruhi datanganya musim hujan sejak November lalu. Kondisi ini memicu perkembangbiakan nyamuk aedes Aegypti karena banyaknya air yang menggenang di sekitar permukiman.
Baca Juga: Jatim Belum Tetapkan KLB Demam Berdarah
Apalagi kondisi cuaca yang berlangsung saat ini ekstrem, yakni terkadang hujan deras dan kemudian panas. “Karena PSN (pemberantasa sarang nyamuk) kurang. Kemungkinan masyarakat sekarang ini konsentrasinya lebih pada Covid-19 dan lupa pada PSN-nya,” jelas Anies.
Oleh karena itu, ia berharap agar warga juga tetap mencegah penularan DBD. Upaya yang paling efektif dapat dilakukan dengan cara PSN secara masif. Selain itu, dengan mengaktifkan petugas juru pemantau jentik. “Untuk PSN tidak bisa satu rumah, dua rumah, tiga rumah. Tapi semuanya,” ucap Anies.
Upaya lain yang bisa dilakukan dengan melakukan fogging atau pengasapan. Namun, langkah ini hanya dapat membunuh nyamuk dewasa. Maka, beberapa hari sesudahnya masih rawan gigitan nyamuk aedes Aegypti. Sebab, perkembangbiakan telur nyamuk terus berproses.