Selasa, 29 January 2019 09:38 UTC
Gubernur Jawa Timur Soekarwo. Foto: Baehaqi Almutoif.
JATIMNET.COM, Surabaya – Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Timur belum menetapkan status Kejadian Luar Biasa (KLB) demam berdarah dengue (DBD).
Gubernur Jawa Timur Soekarwo mengatakan belum ada penetapan KLB untuk Jawa Timur. Tetapi ada beberapa kabupaten/kota yang perlakuan bantuannya seperti KLB.
“Karena syaratnya (KLB) belum terpenuhi,” ujar gubernur yang akrab disapa Pakde Karwo, Selasa 29 Januari 2019.
Saat ini ada dua daerah yang menjadi kosentrasi penanganan kasus demam berdarah meski belum ditetapkan status KLB. Kedua daerah tersebut adalah Jombang dan Bojonegoro.
BACA JUGA: Ponorogo Tetapkan KLB Demam Berdarah
Menurut Pakde Karwo, kedua daerah itu kejadian demam berdarah sudah dianggap serius. Namun ada pula beberapa daerah yang sudah menetapkan KLB seperti Ponorogo. Sedangkan Pemkab Tulungagung belum menetapkan KLB.
“Jombang sudah ada 42 (penderita), dan itu dianggap serius,” ungkapnya.
Gubernur kelahiran Madiun itu meminta pemerintah daerah lebih mengintensifkan program pencegahannya. Sekalipun sudah lama tidak ada pasien yang terjangkit demam berdarah. Ia berharap kabupaten/kota tetap meningkatkan kewaspadaannya.
Mengingat sejauh ini perkembangan jentik nyamuk yang membawa penyakit demam berdarah sudah bertransformasi. Tidak hanya di air keruh, tetapi juga bisa berkembang biak di air bersih.
“Kemudian tidak timbul bintik lagi, jadi kalau sekarang anget (badannya hangat) harus segera diperiksakan,” tuturnya.
BACA JUGA: Tulungagung Terbanyak Penderita Demam Berdarah Selama Januari
Dikonfirmasi terpisah, Kepala Dinas Kesehatan Jawa Timur Kohar Hari Santoso mengatakan dari pantauan yang dilakukan ada beberapa daerah yang menempati penderita demam berdarah tertinggi, seperti Kediri, Tulungagung, Bojonegoro dan Ponorogo.
“Jawa Timur belum bisa menetapkan KLB demam berdarah. tapi kalau kita cermati di kabupaten tertentu dan dikomparasikan pada bulan yang sama, boleh jadi angkanya sudah memenuhi KLB,” kata Kohar.
Dia melanjutkan sejauh ini akan terus memantau perkembangan di kabupetan/kota. Dinkes Jatim berharap masyarakat meningkatkan kewaspadaannya.
Data Dinas Kesehatan Jawa Timur per tanggal 21 Januari 2019 menyebutkan, Tulungagung menjadi yang tertinggi dengan 223 penderita, Kediri 160 pasien, Bojonegoro dengan 114 penderita dan Ngawi 99 pasien.