Logo

Kasus DBD di Jatim Turun Drastis Dibanding 2019

Reporter:,Editor:

Rabu, 24 June 2020 11:40 UTC

Kasus DBD di Jatim Turun Drastis Dibanding 2019

Ilustrasi nyamuk aedes aegypti yang membawa virus DBD. (Oleh: Gilas Audi)

JATIMNET.COM, Surabaya – Kepala Dinas Kesehatan Jawa Timur Herlin Ferliana menyebutkan jumlah pasien Demam Berdarah Dengue (DBD) di Jawa Timur sejak 1 Januari 2020 hingga 22 Juni 2020 mencapai 5.733 orang dan 52 orang meninggal dunia.

Jumlah pasien DBD terbanyak ada di Kabupaten Malang dengan 1.021 orang, disusul Jember 662 orang, Pacitan 447 orang, Trenggalek 289 orang, Kediri 206 orang, Ngawi 203 orang, Bondowoso 192 orang, Tulungagung 185 orang, Blitar 176 orang, Banyuwangi 174 orang, dan Magetan 168 orang.

Sebaliknya, beberapa daerah zona merah Covid-19 justru kasus DBD sedikit, yakni Kota Surabaya 43 kasus, Gresik 63 kasus, Sidoarjo 100 kasus, dan Kota Malang 118 kasus.

BACA JUGA: ITS Ciptakan Aplikasi e-Jatim Sehat untuk Cegah DBD, Ini Cara Kerjanya

Angka itu, menurut Herlin, jauh menurun dibanding tahun sebelumnya di periode yang sama. "Pada 2019 periode Januari hingga Juni, jumlah kasus DBD di Jatim mencapai 16.279 orang dengan angka kematian sebanyak 167 orang," ujar Herlin, Rabu, 24 Juni 2020.

Meski jauh menurun, ia mengingatkan tentang pentingnya upaya pencegahan penyakit mematikan tersebut seperti melakukan pemberantasan sarang nyamuk yang melibatkan lintas sektor termasuk tokoh masyarakat dan masyarakat. Tujuannya agar masyarakat terus melakukan pemberantasan sarang nyamuk secara rutin, serentak, bermutu, dan berkesinambungan.

BACA JUGA: Seorang Anak di Madiun Meninggal akibat Demam Berdarah

Sementara untuk faktor yang mempengaruhi penyebaran penyakit DBD di antaranya kepadatan penduduk, mobilitas penduduk, perilaku masyarakat, perubahan iklim global, dan ketersediaan air bersih.

Herlin mengatakan pihaknya terus memberikan informasi kepada masyarakat untuk segera merujuk atau membawa ke fasilitas kesehatan terdekat apabila ada anggota keluarga yang mengalami gejala DBD.

"Kami juga melakukan pemantauan dan penatalaksanaan kasus DBD di fasilitas kesehatan yang merawat penderita DBD. Kabupaten dan kota agar menyiapkan sarana dan logistik pengendalian DBD di wilayahnya," ujarnya.