Senin, 04 November 2019 14:27 UTC
CUCI DARAH. Ruang Hemodialisa di RSUD Mardi Waluyo Kota Blitar pada Senin, 4 November 2019. Rumah sakit ini menambah alat hemodialisa menjadi 24 unit dan berencana mengoperasikan pada awal tahun 2020. Foto: Yosibio.
JATIMNET.COM, Blitar – Rumah Sakit Umum Daerah Mardi Waluyo Kota Blitar menambah 12 unit alat hemodialisa karena jumlah pasien cuci darah membeludak. “Sekarang kami sedang membangun ruangannya. Targetnya Januari 2020 sudah bisa beroperasi," kata Wakil Direktur Pelayanan dan Penunjang Medik Herya Putra pada wartawan Senin 4 November 2019.
Menurut dia, ruangan yang lama kini tak mampu menampung pasien. Jumlah alatnya pun terbatas. Sehingga pasien harus mengantre hingga ratusan nomor untuk mendapat layanan cuci darah.
BACA JUGA: Klaim BPJS Kesehatan di Dua RS di Blitar Nunggak Rp 70 Miliar
Rumah Sakit Mardi Waluyo, ia melanjutkan, punya 12 unit alat hemodialisa. Agar tetap terawat dan tak cepat rusak, selain masa pemakaian terbatas, alat ini dioperasikan dalam tiga shift layanan; pagi, siang, dan sore. Sementara jumlah pasien cuci darah yang harus dilayani terus meningkat.
Hingga wawancara ini dilakukan, tercatat sebanyak 300 pasien antre untuk mendapat layanan cuci darah di rumah sakit ini. “Mereka harus antre karena keterbatasan alat cuci darah,” kata dia.
Penambahan ruang dan alat hemodialisa, ia mengatakan, mahal harganya. Rumah sakit hanya mampu menganggarkan dana sebesar Rp 1,2 miliar untuk membangun ruangan. Pembangunannya ditarget rampung pada Desember 2019 nanti.
BACA JUGA: Besaran UMK Kota Blitar 2020 Hanya Naik Rp 153.300
Adapun untuk pengadaan alatnya, rumah sakit akan menggandeng keterlibatan pihak ketiga. “Untuk alat cuci darahnya kami menggunakan sistem KSO (kerja sama operasi) dengan pihak ketiga. Karena kalau mengadakan sendiri mahal," katanya.
Dengan penambahan ruangan dan alat hemodialisa menjadi 24 unit pada awal tahun mendatang, ia berharap, kualitas layanan untuk pasien cuci darah di rumah sakit ini meningkat. Begitu pula jumlah pasien yang bisa dilayani.