Logo

Jenazah Penjaga Dapur Tambang Belerang Ditemukan Mengambang di Kawah Ijen

Reporter:,Editor:

Sabtu, 30 May 2020 09:00 UTC

Jenazah Penjaga Dapur Tambang Belerang Ditemukan Mengambang di Kawah Ijen

PENJAGA BELERANG. Tim SAR gabungan mengevakuasi jenazah pekerja penjaga dapur tambang belerang di kawah Gunung Ijen yang tenggelam setelah terjadi gelombang akibat letupan gelembung besar dari dalam kawah, Sabtu, 30 Mei 2020. Foto: Ahmad Suudi

JATIMNET.COM, Banyuwangi – Jenazah salah satu Penjaga Sulfur (PS) atau penjaga dapur tambang belerang (sulfur) di kawah Gunung Ijen, Banyuwangi, Suwandi, 50 tahun, ditemukan mengambang di tengah kawah setempat, Sabtu pagi, 30 Mei 2020.

Warga Kecamatan Muncar tersebut hilang setelah terjadi letupan gelembung dari dalam kawah pada Jumat siang, 29 Mei 2020.

Letupan besar dari dalam air kawah memicu gelombang tinggi yang membuat korban terhempas dan terpeleset hingga jatuh ke kawah. Jenazah korban ditemukan berada di jarak sekitar 150 meter dari dapur tambang belerang tempatnya bekerja.

Rekan kerja korban, Alimi, 48 tahun, berhasil selamat setelah melarikan diri naik ke atas bibir kawah. Lokasi dapur tambang belerang PT. Candi Ngrimbi tersebut memang berada di lereng kawah Ijen. Dapur tersebut tersambung dengan pipa-pipa yang mengalirkan asap warna kuning yang menghasilkan belerang setelah membeku.   

BACA JUGA: Ini Kronologis Kawah Gunung Ijen Meletup Menyebabkan Penjaga Sulfur Hilang

Koordinator Pos Siaga SAR Banyuwangi Risky Putra Buana mengatakan tim SAR gabungan memulai operasi pencarian Sabtu subuh. Setelah mereka naik ke puncak dan matahari terbit, jenazah korban langsung terlihat mengambang di tengah kawah.

Dia mengatakan cuaca cerah sangat mendukung cepatnya korban ditemukan dan segera dievakuasi. Selain itu, sinar matahari yang menyinari kawah juga berfungsi mengurai gas beracun di kawah setelah terjadi letupan sehingga proses pencarian dan evakuasi lebih aman dilakukan.

"Alhamdulillah kita terbantu oleh cuaca. Jenazah kita pantau mulai matahari terbit itu sudah kelihatan di tengah," kata Risky setelah korban dipindahkan ke area istirahat Pos Paltuding Ijen.

Dalam koordinasi singkat pihaknya memutuskan menaikkan perahu penyelamat untuk mengambil jenazah. Namun salah seorang relawan yang mengikuti operasi memutuskan untuk mengangkat sendiri jenazah dengan berenang di danau kawah.

KAWAH IJEN. Foto kawah Gunung Ijen di Banyuwangi tahun 2019 dan tampak dapur tambang belerang yang mengeluarkan asap di lereng kawah. Foto: Ahmad Suudi

BACA JUGA: Kawah Gunung Ijen Meletup, Penjaga Sulfur Hilang Diduga Terpeleset Jatuh

Risky mengatakan pihaknya semula tidak menyetujui rencana tersebut karena sangat berisiko. Namun keputusan mayoritas pelaksana operasi di lapangan mendukung penarikan jenazah oleh relawan, Ahmad Arifin, 51 tahun, dengan berenang ke tengah kawah.

"Ada salah satu orang siap mengambil risiko berenang mengevakuasi jenazah dengan risiko sangat berbahaya. Cuma teman-teman di lapangan sudah memutuskan, untuk itu harus dilakukan dengan cara memonitor tersebut," kata Risky.

Jenazah berhasil diangkat dari air danau kawah sekitar pukul 08.00 WIB lalu diangkut dengan kereta dorong perlengkapan penambang belerang ke Pos Bunder jalur pendakian Kawah Ijen. Setelah itu jenazah diangkut mobil Basarnas ke Puskesmas untuk memeriksa kondisi fisiknya dan dipulangkan ke rumah duka di rumah saudaranya di Kecamatan Licin, Banyuwangi.

BACA JUGA: Seorang Pemandu Terjatuh di Kawah Ijen

Saksi yang juga rekan kerja korban, Alimi, mengatakan letupan dari dalam danau kawah Ijen terjadi sekitar pukul 11.31 WIB. Kemudian air danau kawah naik sehingga mereka berdua lari bersama naik ke atas bibir kawah.

Setelah berlari 15-20 meter datang gelombang yang lebih besar menghempas tepian danau. "Ada suara seperti angin. Setelah itu meledak, dari bawah naik ke atas, seperti gelembung tapi dari bawah," kata Alimi.

Nahas bagi Suwandi, tanah yang dipijaknya ambrol terhantam gelombang hingga dia jatuh ke kawah. Alimi tidak bisa menolong karena tingginya ancaman bahaya gelombang dan terus lari tersungkur-sungkur menyelamatkan diri.

"Saya lari ke atas, lalu saya lihat (Suwandi) tidak ada. Warna air kawah seperti lumpur, hitam," katanya.