Sabtu, 30 May 2020 08:20 UTC

KAWAH IJEN. Foto kawah Ijen yang diambil pada November 2019. Penjaga Sulfur hilang diduga terpeleset jatuh ke kawah setelah kawah meletup. Foto: Ahmad Suudi/ Dokumen
JATIMNET.COM, Banyuwangi - Seorang penjaga sulfur (PS), Gunung Ijen yakni Suwandi yang bekerja di PT Candi Ngrimbi Unit 1 Belerang, Banyuwangi, Jumat 29 Mei 2020, sekitar pukul 11.30 hilang. Diduga menghindari saat terjadinya letupan dari Gunung Ijen.
Seorang saksi mata Alimi berusia 48 tahun ini menceritakan bagaimana letupan di Kawah Ijen, Banyuwangi itu terjadi. Bahwa saat kejadian bersamaan diikuti dengan gelombang tinggi.
Kejadian itu pun, Alimi bersama rekannya yaitu Suwandi lari, beranjak naik untuk menyelamat diri begitu melihat letupan air Kawah Ijen yang menyerupai kubah masjid.
Alimi pun terus berlari begitu gelombang yang lebih besar mengempas tepian danau. Bahkan terdengar suara letupan seperti angin kencang. "Ada suara, suaranya seperti angin, wung. Setelah itu meledak, dari bawah naik ke atas, seperti gelembung tapi dari bawah," kata Alimi, Sabtu 30 Mei 2020.
BACA JUGA: Kawah Gunung Ijen Meletup, Penjaga Sulfur Hilang Diduga Terpeleset Jatuh
Namun, saat berusaha menyelamatkan diri, tanah yang dipijak Suwandi ambrol terhantam gelombang hingga dia jatuh ke air. Alimi tidak bisa menolong karena tingginya ancaman bahaya gelombang dan terus lari tersungkur-sungkur menyelamatkan diri.
"Saya lari ke atas, lalu saya lihat (Suwandi) tidak ada. Warna air kawah seperti lumpur, hitam," kata dia lagi.
Kawan-kawan sesama PS berupaya mengecek kembali ke lokasi namun pencarian tidak mungkin dilakukan. Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) juga menyarankan agar pencarian dan evakuasi dilakukan keesokan harinya karena diindikasi adanya gas beracun.
Pimpinan PT Candi Ngrimbi Unit 1 Belerang Banyuwangi, Cung Lianto, mengatakan pihaknya segera berkoordinasi dengan tim gabungan dari Basarnas, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dan TNI-Polri.
Namun risiko bahaya sangat tinggi hingga pencarian dilakukan keesokannya ketika gas beracun telah terurai sinar matahari. "Dianjurkan tidak mengavakuasi malam ini, dianjurkan besok setelah matahari terbit," kata Cung.
