Kamis, 06 June 2019 01:59 UTC
BERLEBARAN. Jemaah Islam Aboge menjalankan Salat Id di Masjid Al-Barokah, Kamis Pahing, 6 Juni 2019. Foto: Zulkiflie.
JATIMNET.COM, Probolinggo – Jemaah Islam Aboge di Dusun Krajan, Desa/Kecamatan Leces, Kabupaten Probolinggo melaksanakan Salat Idul Fitri 1440 Hijriah, di Masjid Al-Barokah Kamis 6 Juni 2019, sekitar pukul 06.00 WIB.
Dimulai mengumandangkan gema takbir, jemaah Aboge di Probolinggo secara khidmat mengikuti tahapan Salat Id yang dipimpin imam Islam Aboge setempat. Usai salat Id, seluruh Jemaah Aboge merayakan Idul Fitri yang ditutup dengan acara makan bersama.
Tokoh Islam Aboge, ustaz Buri Mariyah mengatakan Lebaran jemaah Aboge selisih satu hari dengan ketentuan pemerintah. Hal itu didasarkan hasil penghitungan kitab Mujarobat, yang menjadi pedoman Islam Aboge.
BACA JUGA: Jemaah Aboge Probolinggo Tentukan Salat Id Berdasarkan Kitab Mujarobat
“Idul Fitri Jemaah Aboge tahun ini jatuh pada hari Kamis Pahing, itu sesuai dengan kalender dan kitab Mujarobat. Dengan model perhitungan Do-Nem-Ro, atau hari keenam pasaran loro atau dua,” kata Buri Mariyas.
Buri Mariyah menjelaskan, penentuan hari-hari besar jemaah Aboge mengacu pada tahun baru Islam atau 1 Muharram. Sementara tahun ini 1 Muharram bertepatan dengan Kamis Legi.
Oleh karenanya, jika menggunakan rumus Waljiro 1 Syawal jatuh pada hari pertama (dari 1 Muharram) dengan pasaran dua. Bisa disimpulkan bahwa 1 Syawal 1440 H jatuh pada hari Kamis Pahing.
Meskipun terdapat perbedaan dalam perayaan lebaran, namun warga muslim penganut Aboge dan warga setempat yang berbeda ajaran, tetap hidup rukun berdampingan. Mereka beraktivitas seperti biasa, tanpa ada konflik.
BACA JUGA: Jemaah Islam Aboge di Probolinggo Baru Puasa Besok
Salah satu jemaah Aboge, Budin menyampaikan bahwa selama ini tak ada pertentangan dengan masyarakat sekitar. Meskipun jemaah Aboge merayakan Lebaran dan Salat Id di hari yang berbeda.
“Tidak ada (warga) yang mempermasalahkan, meskipun waktu kami (Lebaran) berbeda dengan masyarakat umum. Mereka malah memberi dukungan kepada kami,” jelas Budin. Budin berharap, meski ada perbedaan waktu tidak menjadi persoalan untuk selalu hidup rukun berdampingan.
Sekadar informasi, di wilayah Probolinggo terdapat 900 lebih jemaah Aboge yang tersebar di 10 desa dari 4 kecamatan setempat. Beberapa di antaranya tersebar di Kecamatan Dringu, Leces, Bantaran dan Tegal Siwalan.