Kamis, 04 March 2021 23:20 UTC
Anggota DPRD Jatim, Dr Kodrat Sunyoto, di sela melakukan resesnya di Lamongan. Foto: Istimewa
JATIMNET.COM, Lamongan - Pembentukan Desa Tangguh Bencana (DESTANA) menjadi hal penting keberadaannya di tengah-tengah masyarakat. Terutama di wilayah yang rawan bencana, baik itu tanah longsor, banjir maupun bencana alam lainnya.
Sebab dengan keberadaan Destana, saat terjadi bencana penanggulangannya bisa sesegera mungkin atau cepat ditangani. Apalagi di Jawa Timur, secara kuantitas maupun kualitas masih memiliki potensi besar terjadinya bencana.
"Jika melihat kuantitas bencana di Jawa Timur sejak tahun 2018 sampai 2020, terdapat 6 jenis bencana yang sering terjadi di beberapa kabupaten/kota di Jatim. Mulai banjir, angin kencang, kebakaran hutan, tanah longsor, angin puting beliung hingga banjir bandang," kata anggota DPRD Jatim, Dr Kodrat Sunyoto, di sela melakukan resesnya di Lamongan, Rabu 3 Maret 2021.
Seperti yang disampaikan Kodrat Sunyoto saat melakukan resesnya dengan menghadiri Destana di Desa Tamanprijek, kecamatan Laren, Kabupaten Lamongan, Rabu 3 Maret 2021 sempat mengatakan, bahwa Indeks Risiko Bencana (IRB) di Jawa Timur itu di tahun 2019 menembus angka 126,42.
Baca Juga: Puncak Hujan, Warga Madiun di Daerah Rawan Bencana Diminta Waspada
Angka itu menunjukan adanya penurunan pada IRB yang disebabkan karena jumlah bencana di tahun 2020 adalah 273 dan peningkatan IKD (Indeks Kapasitas Daerah) Jatim yaitu 0,57 pada tahun 2020. Namun demikian, IKD Jatim tersebut sudah melebihi target dalam RPJMD yaitu sebesar 0,54.
Kodrat yang juga Ketua Fraksi Partai Golkar (FPG) DPRD Jatim ini menjelaskan di tahun 2020, Jawa Timur telah berhasil menurunkan Indeks Risiko Bencana (IRB) menjadi 126,42 dari angka 137,88 pada tahun 2019.
"Jika melihat Indeks per prioritas kapasitas Provinsi Jawa Timur, maka akan terlihat bahwa kelemahan dalam penanggulangan bencana di Jawa Timur terjadi pada Pencegahan dan Mitigasi Bencana, Kesiapsiagaaan dan Penanganan Darurat Bencana, dan pada pemulihan bencana yang berada pada di bawah angka 0,6," ujarnya.
Baca Juga: Tutupan Lahan Menurun, Bencana Terus Mengancam Jatim
Untuk itu dari melihat angka tersebut, lanjut Kodrat, IRB Jatim masih berada pada katagori Sedang. Artinya, Jatim masih memiliki banyak risiko akibat terjadinya bencana. Oleh sebab itu, IRB di Jawa Timur harus tetap semakin diturunkan melalui berbagai program penanggulangan Bencana, bahkan harus sampai pada kategori Rendah.
"Untuk itu program penanggulangan bencana yang dapat dilakukan oleh BPBD Provinsi Jawa Timur dan tentunya juga oleh BPBD Kabupaten/Kota adalah pelibatan masyarakat agar memiliki kemampuan dan kepedulian dalam pelaksanaan penanggulangan bencana di setiap Desa/kelurahan di Jawa Timur yaitu melalui pembentukan Destana," ia memungkasi.
