Logo

Jadi Pemateri Lemhanas, Risma Paparkan Cara Efektifkan ASN

Reporter:,Editor:

Selasa, 30 June 2020 11:40 UTC

Jadi Pemateri Lemhanas, Risma Paparkan Cara Efektifkan ASN

LEMHANAS. Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini akrab dipanggil Risma saat menjadi pemateri Lemhanas melalui video conference

JATIMNET.COM, Surabaya - Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini menjadi pemateri di acara Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhanas) Republik Indonesia yang digelar melalui video conference, Selasa 30 Juni 2020. 

Selain Tri Rismaharini, acara itu juga menghadirkan dua narasumber lain, yaitu Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Firli Bahuri, Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PANRB) Tjahjo Kumolo.

Acara yang mengangkat topik penguatan integritas pemimpin dalam kehidupan nasional itu diikuti 100 peserta, yang terdiri dari TNI AD, TNI AL, TNI AU, Polri, Kementerian, LPNK, lembaga non struktural, BUMN, pemerintah provinsi, tokoh masyarakat, partai politik, Kopertis, organisasi masyarakat, dan 10 orang dari negara sahabat.

Pada kesempatan itu, wanita yang akrab disapa Risma ini memaparkan cara mengefektifkan ASN, khususnya di Kota Surabaya. Ia menjelaskan bahwa sebelum menjadi Wali Kota Surabaya, dia adalah birokrat murni, sehingga ketika menjadi Wali Kota Surabaya, tugas yang harus segera dilakukan adalah mengefektifkan ASN supaya bekerja seefektif dan seefisien mungkin.

BACA JUGA: Fenomema Baru di Tengah Pandemi Covid-19 Bagi Warga Kota Surabaya

“Nah, kalau saya mengatur perorang, tentu sulit. Makanya saya harus melakukan berbagai terobosan supaya mereka bisa bekerja efektif,” kata Risma di Balai Kota Surabaya saat menjadi pemateri acara Lemhanas, Selasa 30 Juni 2020.

Berbagai terobosan yang dilakukannya adalah dengan membuat sistem yang seluruhnya memanfaatkan elektronik. Akhirnya, lahirlah e-Government. Aplikasi ini melalui konsep GRMS (Government Resource Management System).

Dengan berjalannya waktu, berbagai aplikasi terus tercipta di lingkungan Pemkot Surabaya, dan hingga saat ini sudah mencapai ratusan aplikasi atau sistem. Secara garis besar, sistem e-Government di Pemkot Surabaya dibagi menjadi beberapa bagian.

Diantaranya sistem pengelolaan keuangan daerah, e-SDM, e-Monitoring, e-Education, e-Office, Sistem Siaga Bencana 112, Pajak Online, e-Permit, e-Health, Simprolamas (sistem informasi program layanan masyarakat), e-Dishub dan Media Center.

BACA JUGA: Catat Kapasitas RS untuk Covid-19, Dinkes Surabaya Update Data Harian

Secara lebih rinci, sistem pengelolaan keuangan daerah terdiri dari e-Planning yang dibagi lagi dengan sistem e-Musrembang, e-DevPlan, dan e-Deployment. Selain e-Planning, ada pula e-Budgeting, e-DPA, e-Project, e-Procurement, e-Delivery, e-Payment, e-Accounting, e-Inventory, e-SIMBADA, e-Controlling, e-Peformance, e-Tax, e-Audit, dan Fasum-fasos.

Sedangkan e-SDM di dalamnya ada tes CPNS, gaji berkala, kenaikan pangkat, mutasi, dan pensiunan. Sementara e-Monitoring di dalamnya ada CCTV/SITS, penertiban reklame, pajak dan retribusi, operasi yustisi, monitoring sampah, monitoring permakanan, monitoring ketinggian air.

Lalu e-Education di dalamnya ada penerimaan murid baru, tryout online, rapor online, penerimaan kepala sekolah online, dan radio visual. Di dalam e-Office terdapat e-Surat dan e-Jadwal. Sedangkan pajak online meliputi pajak restoran, pajak parkir, pajak hotel dan PBB.

Untuk e-Permit di dalamnya ada SSW online dan mobile serta e-Lampid. Khusus untuk e-Dishub di dalamnya ada uji kir, traffic, parkir, perijinan, terminal, dan angkutan. Sementara untuk Media Center, pemkot menyediakan e-Wadul, e-Sapawarga, Surabaya.go.id, twitter, Facebook, Youtube dan call center/SMS.

BACA JUGA: Kini, Warga yang Melanggar Protokol Kesehatan Terpantau CCTV

“Jadi, semuanya sudah berbasis elektronik, sehingga saat ini sudah tidak ada kwitansi-kwitansi di kami. Bahkan, saya juga sering disposisi surat hanya melalui HP ini ketika berada di lapangan atau di luar negeri dan itu biasanya saya kerjakan di luar jam kerja,” ia menjelaskan.

Melalui berbagai sistem elektronik ini, Risma memastikan tentu bisa menghemat biaya dan menghemat waktu, sehingga meskipun banyak ASN yang pensiun dan penerimaan ASN kurang, Pemkot Surabaya tidak terlalu bermasalah, karena sudah dibantu dengan sistem elektronik ini.

Selain itu, Risma juga menjelaskan bahwa di masa pandemi ini, pelajar SD dan SMP di Surabaya tidak terlalu kaget, karena selama ini ujiannya sudah terbiasa via online. Bahkan, mulai penerimaan hingga ujian, rapor dan sebagainya sudah via online.

“Saya juga desain khusus tempat duduk atau bangku sekolah mereka, sehingga tidak bisa mencontek satu sama lainnya. Sempat ada yang mengeluh memang siswa karena menggunakan ujian online dan nilainya tidak sebagus di daerah lain, tapi saya yakinkan kepada mereka yang terpenting adalah kejujuran, karena ini mungkin yang akan mengantarkan mereka berhasil kelak,” ia memungkasi.