Logo

Mahasiswa ITS Mampu Ciptakan Lampu Hias Canggih dari Bahan Pecah Belah

Reporter:

Sabtu, 14 July 2018 13:40 UTC

Mahasiswa ITS Mampu Ciptakan Lampu Hias Canggih dari Bahan Pecah Belah

[]

JATIMNET.COM – Kemajuan teknologi menginspirasi lima mahasiswa Intitusi Teknolgi Sepuluh Nopember (ITS) meluncurkan inovasi terbaru. Mereka menciptakan lampu hias canggih dengan memanfaatkan barang pecah belah sebagai bahan dasarnya.

Mahasiswa-mahasiswa ini terdiri dari lima orang yaitu, Agyl Muhamad, Dewi Sucilia Wati, Andhika Mada Rahmanto dari Jurusan Teknik Elektro, Billy dari Jurusan Teknik Komputer dan Melinda Kususma Wardani, Jurusan Desain Interior. Hasil karya mahasiswa ini diberi nama Future Light Inside (wawasan cahaya masa depan).

“Lampu hias itu berbahan pipa, bermotif wayang, bercahaya warna warni dan bertekonolgi canggih. Lampu ini bisa diatur, pencahayaannya arah jauh secara otomatis melalui smartphone android,  lampu ini mampu memberikan nuansa nilai-nilai kearifan lokal serasa berada di dalam ruangan,” kata Ketua Tim, Agyl Muhamad, Sabtu, 14 Juli 2018.

Sekarang ini, ujar dia, tim masih membuat model wayang gatot kaca, Yudhistira, Bima, Nakula, Sadewa, dan Arjuna. Bentuk wayang ini semakin memperindah lampu-lampu dari bahan pecah belah ini. “Untuk kedepan nanti, kami akan membuat banyak model wayang sesuai dengan pemesanan,” papar Agyl.

Agly juga menjelaskan, lampu hias ini memiliki model lampu pencahayaan RGB (Red, Green, Blue), yakni merah, hijau, dan biru yang dapat diatur oleh penggunanya. Ketiga lampu tersebut memiliki tipe LED (Light Emitting Diode) dan masing-masing memiliki daya 3 watt. “Sebuah lampu hias memiliki satu bola lampu besar yang berisi 3 lampu LED dengan total 6 watt, kami atur letaknya secara permanen agar tidak mudah lepas,” tuturnya.

Untuk kontrol jarak jauh, mahasiswa-mahasiswa ITS ini menggunakan mikrokontroler arduino nodemcu sebagai komponen lampu hias. Hal ini dinilai mampu  menyambungkan rangkaian elektronik dengan aplikasi yang terpasang di smartphone melalui wifi internal. Dengan keahlian dalam mengelola elektronik, Agyl dan timnya mampu memasang mikrokontroller tersebut untuk membuat pencahayaan dari lampu hias menarik, sehingga terdapat dua mode pencahayaan otomatis, yakni mode blink dan mix.

Pada mode mix, kata Agly, warna lampu bergantian secara gradasi (bertingkat), sehingga warna warni lampu memancar, sementara mode blink, hanya warna merah, hijau, dan biru yang terpancar. Masyarakat bisa menikmati lampu hias canggih hasil karya anak negeri, dengan mengeluarkan uang sebesar Rp 350 ribu.

“Saat ini penjualannya dari mulut ke mulut, kalau bisa penjualan bisa sampai luar negeri sekaligus memperkenalkan budaya Indonesia,” terang Agyl.

Editor : Arif Ardliyanto