Jumat, 24 January 2020 11:50 UTC
BANTU ANGKOT. Tim ITS menciptakan aplikasi Intravtas yang berfungsi mendeteksi angkot dan penumpang. Aplikasi ini diharapkan berdampak peningkatan penumpang angkutan umum dan mengurangi penggunaan mobil pribadi yang menyumbang kemacetan. Foto: Repro
JATIMNET.COM, Surabaya – Kemacetan selalu menjadi masalah bagi warga kota besar, termasuk Surabaya. Untuk membantu menghadapi masalah kemacetan dan meningkatkan minat masyarakat untuk naik angkutan umum, tim dosen Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya menciptakan aplikasi bernama Intravtas User dan Intravtas Driver.
Aplikasi tersebut merupakan kolaborasi antara tiga dosen Departemen Sistem Informasi ITS yakni Erma Suryani, Rully Agus Hendrawan, dan Arif Wibisono, yang bekerjasama dengan guru besar Departemen Matematika ITS, Basuki Widodo.
Dengan memanfaatkan model simulasi dan teknologi komunikasi dan informasi atau Information and Communication Technologies (ICT), tim merancang aplikasi yang dapat mendeteksi keberadaan pengguna angkot, memonitor ketersediaan angkutan umum, dan memberikan navigasi lalu lintas.
"Aplikasi tersebut memanfaatkan sistem GPS dan Maps,” kata Erma, Jum’at, 24 Januari 2020.
BACA JUGA: Pemkot Surabaya Gandeng Damri untuk Bangun Konektivitas Transportasi Umum
Dosen yang pernah menjabat sebagai Wakil Dekan Fakultas Teknologi Informasi dan Komunikasi (FTIK) ITS itu memaparkan aplikasi tersebut bekerja dua arah dan tersedia dua pilihan aplikasi untuk penumpang dan juga sopir angkutan umum.
Untuk Intravtas User dikhususkan bagi penumpang. Melalui aplikasi tersebut, calon penumpang dapat mengidentifikasi lokasi terkini angkutan umum terdekat.
"Tidak perlu lagi penumpang menunggu tanpa kepastian di pinggir jalan seperti yang selama ini terjadi,” ujarnya.
Menurut Erma, hal yang membuat penumpang enggan menggunakan transportasi umum seringkali karena waktu tempuh yang tidak bisa diprediksi. Contohnya, untuk angkutan kota (angkot) seringkali menunggu penumpang penuh (ngetem) baru beroperasi atau jalan.
"Sementara dengan aplikasi Intravtas Driver, sopir tidak perlu lagi menunggu lama karena sudah terlihat di mana lokasi penumpang yang hendak naik,” tuturnya.
Alumnus S1 Teknik Elektro ITS tersebut mengungkapkan, penyebab utama kemacetan adalah volume kendaraan yang terlalu padat. Padatnya volume tersebut karena pengguna jalan tidak tertarik memanfaatkan transportasi umum sehingga banyak yang menggunakan kendaraan pribadi.
BACA JUGA: Dishub Surabaya Terapkan Pembayaran Elektronik di Terminal Intermoda Joyoboyo
"Dengan adanya aplikasi ini, akan lebih menarik pengguna jalan untuk menggunakan transportasi umum,” katanya.
Aplikasi yang sudah sejak 2018 dikembangkan ini menyasar angkutan umum Lin dan bus kota. Dua transportasi umum tersebut mendukung terwujudnya tiga poin yang menjadi tujuan aplikasi ini. Tujuan pertama adalah eknonomi berkelanjutan atau economic sustainability yang menjadikan arus transportasi Surabaya menjadi lebih efektif dan efisien.
"Dengan kata lain, kemacetan akan berkurang,” ucapnya.
Tujuan kedua adalah sosial berkelanjutan atau social sustainability. Solusi yang ditawarkan dapat menjangkau semua kalangan masyarakat. Transportasi yang dipilih pun merupakan angkutan umum yang biayanya sangat terjangkau dan rute yang menjangkau hingga jalanan sempit.
"Kami memanfaatkan alat transportasi yang sudah beroperasi sejak lama dan sudah dikenal masyarakat,” kata Erma yang merupakan alumnus S2 Teknik Industri ITS dan S3 Industrial Management NTUST, Taiwan.
Tujuan ketiga adalah lingkungan berkelanjutan atau environmental sustainability yang merupakan efek terbesar yang ingin dicapai yakni berkurangnya emisi karbondioksida (CO2) seiring dengan berkurangnya penggunaan kendaraan pribadi.
BACA JUGA: Angkutan Perkotaan di Surabaya Akan Ditata Ulang, Sopir Gembira
"Apabila peminat angkutan umum meningkat pesat, besar kemungkinan kualitas angkutan akan di-upgrade menjadi lebih nyaman oleh pemerintah,” katanya.
Aplikasi ini sudah disosialisasikan kepada perwakilan pengguna dan pengemudi angkutan umum Surabaya. Erma dan tim berharap ke depan akan ada kerjasama antara ITS, Dinas Perhubungan Kota Surabaya, Google sebagai penyedia layanan API, dan provider telekomunikasi sebagai penyedia paket data agar sistem ini dapat dinikmati pengemudi angkot dengan biaya yang sangat terjangkau.
Aplikasi ini juga diharapkan dapat membantu Pemkot Surabaya dalam menanggulangi kemacetan dan tingginya volume kendaraan pribadi di Surabaya.