Logo

ITB Masuk 200 Besar Perguruan Tinggi Terbaik se-Asia Pasifik

Reporter:

Senin, 25 February 2019 03:13 UTC

ITB Masuk 200 Besar Perguruan Tinggi Terbaik se-Asia Pasifik

no image available

JATIMNET.COM, Bandung  - Institut Teknologi Bandung masuk 200 besar perguruan tinggi terbaik tingkat Asia-Pasifik berdasarkan rilis yang dikeluarkan Times Higher Education 2019. sedangkan di tingkat Indonesia, ITB masuk perguruan tinggi terbaik kedua.

Direktorat Humas dan Publikasi mengatakan, Rektor ITB Prof Kadarsah Suryadi menyampaikan rasa syukur dan terima kasih karena dukungan semua pihak.

"Terutama kepada pemerintah melalui Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) yang telah memberikan bantuan dalam berbagai bentuk, baik pendanaan dan kebijakan yang semuanya mengerucut kepada 'world class university'," katanya.

Pihaknya juga berterima kasih kepada jajaran internal ITB karena kerja keras ITB berhasil masuk 200 besar perguruan tinggi terbaik di tingkat Asia Pasifik.

BACA JUGA: Tim Paleontologi ITB Temukan Fosil Gading Stegodon

Menurut dia, tujuan utama majunya perguruan tinggi bukan hanya diukur pada ranking, melainkan pada proses "continuous improvement" atau perbaikan berkelanjutan.

Selain masuk 200 besar, THE merilis dalam bidang "emerging economies", ITB juga masuk ranking ke-164 se-Asia Pasifik.

Metodologi yang digunakan THE adalah aspek citations (30 persen), industry income (2,5 persen), international outlook (7,5 persen), research (30 persen), teaching (30 persen).

Berdasarkan rilis pemeringkatan QS University Ranking 2019, ITB berada di rangking 359 dunia dan masuk terbaik kedua di Indonesia. Pada skala Asia, menurut QS World, ITB berada di ranking ke-73.

BACA JUGA: Unej Jalin Kerja Sama Dengan Balitbangprov Jatim

Adapun jika dilihat ranking by subject, ITB masuk di ranking 51-100 untuk Art and Design, dan berdasarkan Graduate Employability Ranking berada di rangking 301-500.

Terkait ranking tersebut, Wakil Rektor Bidang Riset, Inovasi, dan Kemitraan ITB Prof. Bambang Riyanto Trilaksono mengatakan capaian yang diperoleh harus menjadi tantangan ke depan untuk terus melakukan peningkatan ranking, baik skala Asia maupun dunia.

Menurut dia, dalam melakukan pemeringkatan, THE dan QS World Ranking memiliki metodologi yang sedikit berbeda, namun juga memiliki kesamaan, seperti kesamaan yang menonjol adalah produktivitas dan kualitas dari riset dan publikasinya, sitasi, jumlah mahasiswa asing, dan jumalah dosen asing.

Kriteria atau metodologi tersebut dipelajari oleh ITB untuk melakukan inisiatif, melaksanakan suatu program yang mendukung pencapaian pada pemeringkatan itu.

BACA JUGA: Balitbang Kemenhub Gandeng ITS Bikin Deteksi Angin dan Hujan

"Misalnya kita melakukan program mengundang mahasiswa dari luar negeri untuk 'stay' di ITB selama 2-3 minggu yang instruktur dari ITB dan dari luar. Kemudian kita juga mengundang 'scientist' dari luar untuk 'stay' di ITB dan melakukan riset bersama dengan dosen ITB," ujarnya.

Saat ini, ITB juga melakukan hibah riset kolaboratif dengan tiga kampus lain, yaitu IPB, UGM, dan Unair. Dengan riset kolaboratif diharapkan meningkatkan publikasi jurnal Q1 dan meningkatakan sitasi ITB.

"Jadi kita mempunyai berbagai program untuk meningkatkan peringkat kita, tapi yang lebih fundamental daripada tujuan meningkatkan rangking, sebenarnya untuk peningkatan kualitas perguruan tinggi itu sendiri. Jadi bukan semata-semata untuk ranking tapi ingin meningkatkan kualitas," katanya.