
Reporter
Hari IstiawanSenin, 10 Desember 2018 - 14:34
Editor
Hari Istiawan
Ilustrator: Gilas Audi
JATIMNET.COM, Surabaya - Tim Laboratorium Paleontologi Institut Teknologi Bandung (ITB) berhasil menemukan fosil berupa sepasang gading Stegodon berumur Plestosen Awal atau sekitar 1,5 juta tahun lalu, di Daerah Majalengka, Jawa Barat.
"Temuan ini sangat spektakuler untuk ITB, untuk Geologi, dan Lab kami, dan ini merupakan temuan gading di tahun 2018 terbesar di Indonesia," kata Ketua Lab Paleontologi ITB, Prof. Jahdi Zaim dalam siaran pers di laman resmi ITB.
Menurutnya, ukuran fosil gading yang ditemukan memiliki panjang lurus dari ujung ke ujung gading 3.30 meter, sedangkan panjang lengkung 3.60 meter. Fosil gading Stegodon ini didapatkan dengan proses yang cukup panjang, dan pengangkatan fosil juga tidak mudah. Cuaca buruk dan banjir bandang sempat menjadi halangan. Sebab lokasi ditemukan berada di dekat aliran sungai.
BACA JUGA: Fosil Gading Gajah Purba Ditemukan di Ngawi
Dijelaskan Prof. Jahdi, penemuan gading ini pada dasarnya sudah lama dilakukan sejak lebih dari 5 tahun lalu. Dan sudah banyak menemukan fosil vertebrata lain tidak hanya Stegodon.
"Ada buaya, dan tumbuh-tumbuhan purba. Awalnya fosil itu terlihat hanya kecil yang terus terang sempat kecewa karena sudah jauh-jauh datang akan tetapi temuannya terlihat rusak dan kecil. Akan tetapi setelah tekun melakukan ekskavasi ternyata gading tersebut luar biasa," ungkapnya.
Menurutnya, lokasi pasti ditemukan fosil Stegodon ini masih belum bisa disebutkan secara detil kepada publik karena masih dalam tahap penelitian. Kemungkinan, di sekitar lokasi tersebut juga masih ada fosil-fosil lain termasuk tengkorak Stegodon tersebut.
BACA JUGA: BKSDA Aceh Lepas Gajah Ke Hutan Lindung
Tim peneliti lain, Dr. Aswan menceritakan awalnya penemuan ini diberitahu oleh penduduk setempat bahwa di salah satu bagian tepi sungai ditemukan fosil yang seperti gading. Setelah digali lebih dalam, didapatkanlah fosil tersebut terdapat dua pasang. "Sampai akhirnya kita angkat meskipun tidak utuh dan perlu dilakukan rekonstruksi," ujarnya.
Sementara itu Dr. Mika R. Puspaningrum menjelaskan, jika dilihat dari besar ukuran gading, Stegodon ini berjenis kelamin jantan dengan tinggi tubuhnya lebih dari 3 meter. Ini termasuk gading Stegodon dewasa bahkan sudah sangat tua. Hal itu terlihat dari ujung gading yang sudah aus atau berbentuk pipih.
"Spesies ini kemungkinan trigonocephalus yang ada di Jawa, kemungkinan saat pulau Jawa ini baru menjadi daratan, dari makanan juga lebih banyak daun dan rumput-rumputan," ujar Ahli Stegodon ini. Dr. Mika menambahkan, karena ditemukan di sedimen yang berupa lempung, jadi kemungkinan Stegodon ini matinya karena terperosok.