Kamis, 12 September 2019 05:10 UTC
Ilustrasi: Gilas Audi
JATIMNET.COM, Surabaya - Sampah memang identik kotor sehingga dipandang sebelah mata. Tapi bukan berarti sampah tak ada gunanya. Lihat di Kota Surabaya. Baru-baru ini sampah di Kota Buaya itu berhasil diolah hingga menghasilkan energi terbarukan yang siap digunakan sebagai bahan utama listrik lewat sistem Landfill Gas Collection.
Inovasi itu sejalan dengan program Pemerintah Kota Surabaya merealisasikan Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa). Proyek ini hasil kerja sama antara Pemkot Surabaya dengan PT Sumber Organik (SO) selaku pemenang lelang pengelolaan sampah. Kerja sama ini diikat lewat mekanisme Build Operate Transfer (BOT) selama 20 tahun, digarap sejak 8 Agustus 2019.
Sampah di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Benowo diolah oleh PT (SO) sehingga menghasilkan gas metana. Gas tersebut merupakan bahan baku utama listrik lewat sistem Landfill Gas Collection tadi. Bagaimana proses sistem ini? Awalnya sampah ditumpuk di satu lokasi, dipadatkan lalu didiamkan. Gunung sampah yang dipadatkan sebelumnya dibentuk terasiring agar pondasi tak longsor dan membahayakan pekerja. Tingginya juga tak boleh lebih dari 25 meter.
Sampah yang tertata rapi kemudian disemprot untuk meredam bau. Berikutnya sampah ditutup menggunakan tiga jenis cover; yakni tanah, terpal dan membran atau plastik hitam. Pelan-pelan tumpukan sampah tersebut menghasilkan gas metan yang siap panen. Gas metan lalu dialirkan lewat pipa-pipa menuju mesin. Dari situlah listrik dialirkan ke PLN lewat Travo.
Sementara ini, sistem Landfill Gas Collection dari TPA Benowo menghasilkan 2 Megawatt per hari. Pengembangan infrastruktur selanjutnya berupa gasifikasi power plant terus dikebut penyelesaiannya. Listrik yang bisa dihasilkan lewat sistem ini ditaksir mencapai 9 Megawatt per hari. Jadi target ke depan TPA Benowo menghasilkan listrik 11 Megawatt per hari. (ADV)
