Jumat, 05 March 2021 01:40 UTC
Ilustrasi mengalami kecemasan di malam hari. Foto: Depositphotos
JATIMNET.COM, Surabaya - Kecemasan biasa terjadi saat sedang stres. Kondisi ini akan menghilang saat penyebab cemasnya sudah teratasi. Namun beberapa orang mengalaminya secara konstan, bahkan lebih parah di malam hari.
Dikutip dari Healthline, banyak uji klinis menemukan bahwa kurang tidur bisa menjadi pemicu kecemasan. Secara historis, penelitian juga menunjukkan bahwa gangguan kecemasan dikaitkan dengan penurunan kualitas tidur.
Ada banyak gejala umum kecemasan seperti perasaan gugup, gelisah atau khawatir, kesulitan berkonsentrasi, kesulitan tidur, hingga masalah sistem pencernaan.
Dalam beberapa kasus, seseorang bahkan mungkin terbangun karena serangan panik nokturnal (malam hari). Kondisi ini memiliki tanda dan gejala yang sama dengan serangan panik biasa, hanya terjadi saat sedang tidur.
Baca Juga: Ini Kaitan antara Leher dan Bahu Sering Tegang dengan Stres
Menurut Anxiety and Depression Association of America (ADAA) lebih dari 50 persen orang dewasa mengatakan tingkat kecemasan mereka memengaruhi kemampuan mereka untuk tidur di malam hari.
Banyak alasan dibaliknya seperti tidak dapat menghentikan pikiran atau mungkin fokus pada kekhawatiran hari itu dan mengantisipasi hal-hal yang harus dilakukan untuk hari berikutnya.
Kecemasan ini dapat menyebabkan tubuh mengalami aliran adrenalin yang membuatnya sangat sulit untuk tidur. Untuk mengatasinya bisa dengan melakukan psikoterapi, pengobatan, meditasi, dan latihan pernapasan.
