Rabu, 05 January 2022 10:40 UTC
ASN Kota Surabaya saat melakukan apel. Foto: Humas Pemkot Surabaya
JATIMNET.COM, Surabaya - Mengawali penerapan Struktur Organisasi dan Tata Kerja (SOTK) baru, Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi meminta kepada seluruh jajarannya untuk terus melayani seluruh warga Kota Surabaya dengan langsung turun dan mendekatkan diri kepada masyarakat.
“Waktunya kita melakukan perbaikan dan perjuangan, karena itu saya membutuhkan inovasi untuk warga Surabaya, maka jangan pernah dalam zona nyaman,” kata Eri, Rabu 5 Januari 2022.
Ia juga menegaskan bahwa tidak akan mencopot atau mengganti pejabat struktural di lingkungan Pemkot Surabaya. Namun, apabila melakukan rotasi, itu merupakan hal biasa yang dilakukan setiap dua tahun sekali dan maksimal tiga tahun sekali. “Karena semua OPD punya output dan outcome berbeda-beda yang harus dipertanggungjawabkan,” ia menjelaskan.
Ia pun meminta kepada seluruh Camat, Lurah, dan penanggungjawab OPD untuk bisa memberikan solusi dan pelayanan terbaik untuk masyarakat.
Baca Juga: Pejabat ASN Pemkot Surabaya Dirombak, Wajib Tanda Tangani Kontrak Kinerja
“Semuanya harus turun ke masyarakat, makanya ketika membuat anggaran harus mengetahui kondisi warganya. Ketika dinas meminta data stunting, data gizi buruk, data MBR, maka yang harus mengerti adalah kelurahannya,” ia menegaskan.
Nantinya semua kontrak kerja yang berhubungan dengan output dan outcome Kepala Dinas, Camat, dan Lurah, akan ditandatangani pada minggu keempat bulan Januari 2022.
“Saya minta E-Project Planning-nya harus selesai di minggu kedua bulan Januari 2021 dan semua proyek, serta kegiatan yang fisik dan non fisik yang sifatnya tidak perbulan pertanggungjawabannya, itu harus 100 persen berhenti di bulan November. Kecuali untuk kegiatan PAK (Perubahan Anggaran Keuangan) dan kegiatan revisi,” ia memaparkan.
Nantinya para Staf Ahli Wali Kota yang akan menilai laporan output dan outcome dari seluruh staf itu. Apabila tidak berjalan, maka Eri akan mencopot Kepala Dinas, Camat, Lurah dan lainnya. Sebab, kontrak kinerja tersebut dibuat dengan jelas, terukur, dan terbaca.
Baca Juga: Sembilan Pemda di Jatim Sabet Anugerah Tinggi Pelayanan Publik, Ini Daerahnya
“Ketika saya mencopot njenengan (anda), itu berdasarkan tidak sesuainya output outcome-nya njenengan (anda) di kontrak kinerja. Ketika tidak sesuai, njenengan (anda) harus mundur, saya meminta tim anggaran membuat output outcome-nya sampai detail dan berbeda dari sebelumnya,” ia menuturkan.
Di sisi lain, Eri juga meminta adanya regenerasi di lingkungan Pemkot Surabaya. Menurut dia, ketika ada pejabat yang hendak purna tugas (pensiun), maka harus melepas jabatannya dan memberikan kesempatan, serta dorongan kepada generasi muda.
Selanjutnya, dia juga membuat tagline baru yang menjadi pedoman untuk melayani seluruh masyarakat di Kota Pahlawan. “Tagline kita adalah ‘Keluar Membawa Solusi’ dan setiap permasalahan yang masuk, maka keluar harus membawa solusi. Saya titip ini kepada njenengan (anda), karena itu akan menjadi catatan kinerja njenengan (anda),” ia mengungkapkan.
Terakhir, ia berpesan kepada seluruh jajarannya untuk terus berjuang, berinovasi, dan berani memberikan penyelesaian terhadap semua masalah, serta menjaga komunikasi antar karyawan.
“Bahagiakan seluruh warga Surabaya, matur nuwun (terima kasih), teruslah semangat bekerja dan berkarya untuk kota tercinta,” ia memungkasi.