Senin, 28 September 2020 23:00 UTC

KONDISI KORBAN. Yasin, korban penganiayaan yang digorok oleh anak kandungnya sendiri yakni Adi mendapatkan penangan petugas medis saat di Rumah Sakit Umum Dr. Wahidin Sudiro Husodo Kota Mojokerto, Senin 28 September 2020. Foto: Karin
JATIMNET.COM, Mojokerto - Kondisi pasangan suami istri, Yasin (70) dan Muripah (63) warga Dusun Kuripan, Desa Tamiajeng, Kecamatan Mojoanyar, Kabupaten Mojokerto, berangsur membaik. Itu setelah keduanya mendapatkan pertolongan dan penangan usai digorok oleh anak kandungnya sendiri yakni Adi Murdiyanto Hermanto (25).
Seperti Yasin, pemeriksaan dilakukan secara intensif mengingat pasca dilakukan operasi bekas sayatan yang mengenai trakeasnya. Kini ia masih terlihat terbaring dengan berbalut selimut warna cokelat di kasur ruangan ICU perawatan rumah sakit.
Terlihat perban warna putih membalut bagian dagu dan leher korban. Alat bantu pernapasan selang oksigen masih tampak menempel di bagian hidung korban. Rencananya, ia akan menjalani operasi akibat luka parah di bagian leher.
Sementara, Muripah (63) berbalut selimut warna putih motif garis terbaring di atas kasur perawatan ruangan Kertabumi rumah sakit. Ia berada di ruangan perawatan yang berbeda dengan suaminya. Karena dia dirawat di kamar perawatan tanpa alat pernapasan selang oksigen, melainkan hanya selang infus yang menancap di tangan kanan korban.
BACA JUGA: Ini Motif Anak di Mojokerto Nekat Gorok Kedua Orang Tuanya
Plt Rumah Sakit Umum Dr. Wahidin Sudiro Husodo Kota Mojokerto, Triastutik Sri P menjelaskan, kondisi keduanya berangsur membaik setelah mendapat perawatan intensif, setelah menerima rujukan dari Rumah Sakit Sido Waras atas nama pasien Yasin pada Minggu, 27 September 2020.
"Di rumah sakit sebelumnyakan lukanya dijahit sementara untuk menghentikan pendarahan. Sekarang baru selesai dilakukan operasi besar untuk suaminya, dan sudah dibersihkan," bebernya.
Dokter spesialis anak ini membeberkan, jika kondisi luka korban Yasin di leher ini lebarnya mencapai 15 sentimeter dan kedalaman luka mencapai 2 hingga 3 sentimeter hingga menyentuh trakeas.
Tak ayal korban (ayah pelaku) dipindahkan ke ruang ICU untuk dilakukan observasi usai dilakukan operasi selama satu jam, korbanpun dipindahkan ke ruang reguler untuk mendapatkan perawatan pemulihan selama empat hari ke depan.
BACA JUGA: Ini Kronologis Anak Gorok Ayah dan Ibu
"Karena yang bersangkutan kurus, jadi trakeasnya ada yang luka. Kemungkinan akan di rawat sampai empat hari ke depan, kalau kesadaran baik tapi karena kesakitan sehingga bicaranya menurun," jelasnya.
Sementara, korban Muripah memiliki jumlah luka cukup banyak, yakni luka di dagu kanan 10 sentimeter, dagu kiri 5 sentimeter, luka di bagian leher dan dada, tangan kiri, ibu jari, lalu jari telunjuk, kemudian hematum (memar) dibagian kepala hingga kini kondisinya semakin membaik kendati masih mengalami pusing.
"Ibunya kemungkinan perawatan dua sampai tiga hari selesai, ini sudah stabil. Cuman memang pengakuannya masih pusing, kemungkinan dibenturkan," imbuhnya.
Pihaknya juga memastikan kedua korban ini telah memiliki KIS (Kartu Indonesia Sehat) untuk mencover pembiayaan perawatan. Namun sesuai persyaratan pasien punya kartu KIS ternyata biaya perawatan rumah sakit tidak bisa ditanggung kalau yang bersangkutan berkelahi.
BACA JUGA: Anak di Mojokerto Gorok Kedua Orang Tua
"Namun pasien ini adalah korban. Mudah-mudahan ini bisa, walaupun jika nanti tidak bisa maka pihak rumah sakit akan memberikan bantuan sehingga tak akan dilepas begitu saja karena bagaimana pun juga ini adalah masyarakat kita. Yang saya dengar terakhir ini bisa karena dia adalah korban," tandasnya.
Berita sebelumnya, Peristiwa penganiayaan tragis dalam satu keluarga, pelakunya tidak lain adalah Adi yang merupakan anak kandung dari Yasin dan Muripa. Penganiayaan terjadi pada Sabtu malam, 26 September 2020, sekitar pukul 21.00 WIB, diduga saat itu korban yaitu Yasin dan Muripa berada di ruang tamu sedang tidur.
Di saat itulah, Yasin dan Muripa terlelap tidur langsung digorok dengan pisau dapur. Insiden tersebut didengar salah seorang warga perempuan diketahui bernama suciati mendengar teriakan minta tolong dari rumah pelaku sekaligus tempat tinggal korban.
Dari teriakan itu, Suciati ke tempat pemakaman umum (TPU), karena secara bersamaan saat itu ada orang meninggal, sehingga sekitar lokasi banyak warga di makam. Ia pun menyampaikan ke warga lainnya, kalau ada teriakan minta tolong.
Warga yang di makam kemudian mendatangi rumah korban, dan terlihat pelaku itu masih menenteng pisau. Kemudian warga lainnya langsung mengepung Adi, dan berhasil meringkusnya, mengamankannya. Di sisi lain warga lainnya mengantar korban ke Rumah Sakit Sidowaras, Kecamatan Bangsa untuk mendapatkan penanganan dan perawatan.
