Sabtu, 24 April 2021 14:20 UTC
KRI Raden Eddy Martadinata sandar di dermaga Pelabuhan Tanjung Wangi, Banyuwangi, untuk mengisi bahan bakar dalam operasi pencarian KRI Nanggala 402 yang hilang di perairan utara Selat Bali, Sabtu 24 April 2021. Foto : Ahmad Suudi
JATIMNET.COM, Banyuwangi - Sebanyak 16 Kapal Republik Indonesia (KRI) TNI Angkatan Laut, 4 kapal Baharkam Polri, 2 kapal Badan SAR Nasional (Basarnas), 1 kapal Badan Keamanan Laut (Bakamla), dan 5 pesawat terlibat dalam pencarian KRI Nanggala 402 di perairan utara Bali. Beberapa di antaranya diandalkan untuk mendeteksi dan mengevakuasi.
Dalam operasi Search and Rescue (SAR) kali ini, kapal-kapal itu ditempatkan di titik diduga Nanggala berada dan posisi yang tak jauh dari sana. Kepala Staf TNI Angkatan Laut (Kasal) Laksamana TNI Yudo Margono menjelaskannya dalam pers rilis yang digelar di Pangkalan TNI AU Ngurah Rai, Bali, Sabtu 24 April 2021. "Pencarian dibagi dalam sektor-sektor dengan radius 10 mil,” kata Yudo.
KRI Rigel 933 yang bertugas mendeteksi menggunakan sonar, ditempatkan di titik diperkirakan kuat menjadi lokasi Nanggala 402, berjarak 23 nautikal mil atau 40 kilometer di utara Desa Celukan Bawang, Kecamatan Gerokgak, Kabupaten Buleleng, Bali. KRI Rigel 933 berhasil mendeteksi sonar Nanggala 402, dimana telah ditemukan pula bagian komponennya yang mengambang.
Yudo mengatakan KRI Nanggala 402 terdeteksi berada di kedalaman 850 meter. Meskipun data-data itu sudah dikantongi, mereka tetap melakukan pendeteksian untuk mendapatkan informasi lainnya.
Baca Juga: Diduga Kapal Retak, Ditemukan Sejumlah Benda Komponen KRI Nanggala 402
Kapal Swift Rescue dari Singapura langsung diposisikan di dekat KRI Rigel 933 karena memiliki kemampuan dalam evakuasi. Swift Rescue memiliki rope atau tali untuk evakuasi yang bisa menjangkau kedalaman 800 hingga 1.000 meter.
“Kita tempatkan dekat dengan KRI Rigle 933 sehingga nanti kalau terbukti itu betul-betul Nanggala, bisa segera itu kita tindaklanjuti dengan rope atau peralatan yang dimiliki Swift Recue seperti milik Singapura,” kata Yudo lagi.
Demikian juga kapal yang akan tiba dari Australia diposisikan dekat titik yang diduga kuat lokasi KRI Nanggala 402, karena memiliki kemampuan deteksi. Dengan tingginya risiko dan kesulitan di kedalaman, tim gabungan akan melaksanakan evakuasi sesuai standar protokol.
Diberitakan sebelumnya kapal selam KRI Nanggala 402 telah hilang kontak saat melaksanakan gladi resik pelatihan peluncuran torpedo. Kapal dengan 53 awak itu hilang kontak saat berada di perairan utara Bali berjarak 60 mil, Rabu 21 April 2021.