
Reporter
ZulafifSelasa, 2 Maret 2021 - 13:40
Editor
Bruriy Susanto
PENYEBAB BANJIR. Petugas UPT Pengelola Sumber Daya Air (PSDA) Wilayah Sungai (WS) Welang – Pekalen Dinas PU dan SDA Jawa Timur, meninjau langsung lokasi terdampak banjir di Kecamatan Dringu, Selasa 2 Maret 2021. Foto : Zulkiflie
JATIMNET.COM, Probolinggo - Masih rendahnya tingkat kesadaran masyarakat, untuk tidak membuang sampai ke aliran sungai, menjadi salah satu faktor terjadinya banjir di Kecamatan Dringu, Kabupaten Probolinggo
Hal itu terungkap, setelah Kepala UPT Pengelola Sumber Daya Air (PSDA) Wilayah Sungai (WS) Welang – Pekalen Dinas PU dan SDA Jawa Timur, Novita Andriani meninjau langsung lokasi terdampak banjir di Kecamatan Dringu, Selasa 2 Maret 2021 sore.
Kepada wartawan, Novita mengatakan, tanggul yang jebol di Desa Dringu masalahnya cukup komplek. Apabila dilihat dari sedimentasi tanah yang ada, ditemukan degradasi di hulu.
Yakni terjadi pengalihan fungsi lahan, serta pengelolaan sampah yang belum masif. Kondisi tersebut disimpulkan, setelah melihat langsung kebiasaan warga sekitar yang membuang sampah ke sungai.
Baca Juga: Pemkab Probolinggo Kewalahan Tangani Banjir
"Barusan saja saya survei di Jembatan Kedungdalem, saya melihat beberapa bapak dan ibu-ibu, membuang sampah ke sungai. Jadi sampah yang ada di sungai, bagi kami pengelola sumber daya air adalah bencana. Karena kami tidak mendesain sungai ini, jadi tempat pembuangan sampah," ujarnya.
Menyikapi itu, Novita mengaku segera berkoordinasi dengan pemerintah Kabupaten Probolinggo guna menyelesaikan masalah di hulu, termasuk penanganan masalah sampah.
"Sampah di sungai itu sebenarnya tidak ada, sampah itu pengelolaannya di darat. Untuk itu, kami harus melibatkan kabupaten, kecamatan dan desa. Karena ketika saya survei di desa ini, memang belum ada tempat pengelolaan sampah,"terangnya.
Sementara berdasarkan hasil surveinya, di sepanjang aliran Sungai Kedunggaleng Novita menyebut, mendapati 4 titik tanggul yang jebol akibat terjangan banjir.
Baca Juga: Banjir Setinggi 1 Meter Kembali Menerjang Wilayah Dringu Probolinggo
Oleh karenanya, lebih lanjut Novita mengaku segera mempersiapkan pembuatan bronjong, guna menutupi tanggul-tanggul yang jebol tersebut. "Karena ini jebolnya lumayan panjang, segera kami hitung dan koordinasikan bersama Pemkab Probolinggo untuk sharing pendanaan," katanya.
Terkait masalah sampah, Maria salah seorang warga setempat membenarkannya. Ia pun mengaku, selama ini terpaksa membuang sampah ke sungai, lantaran tidak adanya tempat penampungan sampah. "Ya kalo ada tempanya, kami tidak akan buang sampah ke sungai pak. Yang penting itu, ada tempatnya," ia menerangkan.
Sekadar informasi, terjangan banjir melanda wilayah Kecamatan Dringu sebanyak dua kali. Dimana pertam terjadi pada Sabtu 27 Februari 2021 (malam).
Lalu kembali terjadi dengan volume air lebih tinggi, pada Minggu 28 Februari 2021 (malam) yang disebabkan jebolnya sejumlah tanggul di aliran Sungai Kedunggaleng, Kecamatan Dringu.