Minggu, 04 August 2019 00:30 UTC
POLUSI. Data Indeks Standar Pencemaran Udara (ISPU) Kota Surabaya memiliki indeks 67 dengan status sedang. Foto: Bayu Pratama
JATIMNET.COM, Surabaya – Kualitas udara di jalanan Kota Surabaya dinilai pakar lingkungan dalam kondisi berpolusi tinggi.
Kondisi udara yang berpolusi tersebut ternyata bisa berdampak pada kesehatan. Tak hanya mengganggu pernapasan dan kesehatan mata, polusi udara juga bisa berdampak pada otak. Bahkan bisa menyebabkan penyakit neurologis, seperti parkinson dan alzheimer, seperti dilansir Suara.com.
Para peneliti dari Penn State University pun mempelajari bagaimana polusi memicu perkembangan penyakit melalui udara yang kita hirup. Studi tersebut berfokus pada hubungan antara kualitas udara yang buruk dan aliran cairan serebrospinal (CSF) dalam tubuh.
BACA JUGA: Mengenal Baik Buruk Kualitas Udara di Surabaya Melalui Airvisual
Cairan ini biasanya terdapat di sekitar sistem saraf pusat, yang meliputi otak dan sumsum tulang belakang. Studi sebelumnya menunjukkan bahwa CSF berfungsi sebagai 'bantal' yang melindungi sistem.
Selain itu, menurut Patrick Drew, penulis studi dan profesor di Penn State, cairan ini juga membantu dalam aliran limbah keluar dari otak dan area tulang belakang.
"Saya mencoba menandai cairan serebrospinal dengan pewarna untuk percobaan. Lalu, kami mulai melihat cairan serebrospinal yang diwarnai ini mengalir keluar melalui hidung," kata Jordan Norwood, penulis studi dan mahasiswa pascasarjana dari Penn State.
BACA JUGA: Pakar Lingkungan Sebut Jalanan di Surabaya Berpolusi Tinggi
Parkinson dan alzheimer telah dikaitkan dengan protein yang rusak dalam tubuh. Para peneliti menemukan bahwa polusi udara bisa menganggu CSF.
"Mengurangi pergantian CSF mungkin merupakan faktor yang berkontribusi terhadap penumpukan metabolit dan protein beracun yang menyebabkan gangguan neurogeneratif," kata peneliti.
BACA JUGA: ISPU Sebut Kondisi Udara Surabaya Masih Layak Hirup
Dalam percobaan yang dilakukan pada tikus, tim peneliti menemukan bawa polusi udara memengaruhi aliran CSF di hidung dan merusak neuron sensorik penciuman hingga menyebabkan indra penciuman buruk. Namun, mereka mancatat, temuan ini perlu penelitian lebih lanjut.
"Kami selanjutnya ingin berkolaborasi dengan laboratorium di Materials Research Institute yang bekerja dengan partikel bahan bakar jelaga atau jet untuk melihat apakah kami mendapatkan efek yang sama," kata Norwood.