Selasa, 22 February 2022 01:40 UTC
GENANGAN: Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi saat mengecek lokasi genangan air di kawasan Menganti, Wiyung, Senin 21 Februari 2022. Foto: Diskominfo Kota Surabaya
JATIMNET.COM, Surabaya - Hujan deras mengguyur Kota Surabaya sejak siang hingga sore, Senin, 21 Februari 2020 sore. Akibatnya, sejumlah kawasan di Kota Pahlawan tergenang. Bahkan genanganan air ada yang sampai setinggi lutut orang dewasa.
Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi pun keliling ke sejumlah kawasan di Surabaya untuk mengecek genangan tersebut. Ia didampingi Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan (PMKP), Dinas Lingkungan Hidup (DLH), Dinas Perhubungan, dan Dinas Sumber Daya Air dan Bina Marga (DSDABM).
Di lokasi pertama, genangan berada di Jalan Golf I/1, Kelurahan Gunung Sari, Kecamatan Dukuh Pakis, Surabaya. Di tempat tersebut, jajaran Dinas PMKP menyedot air genangan itu. "Berdasarkan perkiraan BMKG, terjadi cuaca ekstrim yang menimpa Kota Surabaya. Akhirnya seperti ini, bahkan juga terjadi hujan es dan puting beliung," kata Eri.
Usai melakukan pengecekan kondisi di kawasan Gunung Sari, air tersebut langsung surut setelah dilakukan pemompaan dan penyedotan oleh Dinas PMKP. Selanjutnya, pengecekan banjir di Jalan Raya Menganti Wiyung.
Baca Juga: Atasi Genangan Air, Bozem Kalidami dan Sungai Kalimas Surabaya Dikeruk
"Arah Wiyung ada genangan yang lumayan tinggi di atas mata kaki dan itu membuat macet. Akhirnya dibuat dua arah, jalan yang banjir ditutup dan dioper ke satu sisi. Yakni jalan yang tepat di depan basecamp PMKP," ia menjelaskan.
Pada sisi lainnya, yakni yang mengalami kenaikan air, Dinas PMKP melakukan pemompaan dan penyedotan air. Hasilnya, dalam kurun waktu dua jam, air tersebut surut dan tak menggenangi jalan lagi.
"Alhamdulillah pukul 21.00 WIB kita mulai dan jam 23.00 WIB sudah surut semuanya. Jadi ini kolaborasi dengan semua tim, harusnya sistem ini berjalan," ia mengungkapkan.
Apabila hal tersebut terjadi kembali, ia meminta kepada Kepala Dinas PMKP untuk siaga. Sebab, banjir di kawasan Jalan Raya Menganti Wiyung telah terjadi sejak tahun 2017 dan terus berulang hingga saat ini.
Baca Juga: Bozem Karangpoh Sukses Atasi Genangan di Kawasan Tandes
"Ada limpahan air dari perumahan, seperti Dian Istana, Bukit Darmo, dan ada juga dari Graha Family. Maka kita tahu di dalam (gang rumah warga) juga ada genangan. Air itu akhirnya lari ke Kali Makmur ini, karena kalinya penuh maka dia tidak bisa menampung dan terjadilah banjir," ia menerangkan.
Untuk menekan luapan dan membuang air, beberapa truk tangki dimasukkan guna penyedotan air di dalam gang rumah warga. "Berarti tahun 2022 ini kita sudah tahu masalahnya. Oleh karena itu, harus dikunci air itu yang ada di perumahan dengan dibuat pintu air dan bozem untuk mengatur air yang akan masuk ke Kali Makmur," ia menegaskan.
Kalaupun terdapat limpahan air seperti saat ini, Dinas PMKP harus memanfaatkan mobil PMKP. Sebab, inilah salah satu kecepatan Kota Surabaya untuk menyelesaikan genangan.
"Sempat diskusi dengan warga dan mereka mengatakan 2017 hingga 2019 itu sampai subuh. Tapi kami juga berjibaku dengan warga untuk membuka saluran dan akhirnya kita bisa menyelesaikan dalam waktu dua jam," ia menuturkan.
Baca Juga: Dinas PMKP Surabaya Optimalkan Bantuan Atasi Genangan di Surabaya
Tak hanya itu saja, PD (Perangkat Daerah) diminta untuk mendatangi perumahan tersebut, yang rencananya akan berkoordinasi untuk membuat pintu air dan bozem. "Ini pembelajaran bagi teman-teman, kudune lek 2017 terjadi (kalau terjadi sejak 2017) ya tutup disana, harus sama-sama ada toleransinya tidak langsung dibuang. Tapi harus saling menjaga lah," ia menekankan.
Oleh karena itu, Eri meminta seluruh jajarannya untuk berkolaborasi dan bergotong-royong dalam menghadapi masalah. Khususnya permasalahan banjir yang terjadi terus menerus di Jalan Raya Menganti Wiyung.
"Mangkanya saya bilang, pakailah empati, golekno saluran (carilah salurannya) tidak bisa banjir disini diselesaikan disini, kalau terjadi ditempat yang sama kebacut berarti," ia menandaskan.
Sementara Kepala Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan Dedik Irianto menerjunkan 11 unit untuk melakukan pemompaan dan penyedotan air di Jalan Raya Menganti Wiyung. "Unit yang diterjunkan ada 11 unit dan yang terbanyak dari rayon 4 dan sekitarnya. Estimasi kerja, sesuai target pokoknya jalan ini bisa dilewati sampai jalan ini normal," kata Dedik.
Baca Juga: Cegah Genangan di Pusat Kota Aliran Air Dibagi Menjadi Dua Sisi
Ia menerangkan bahwa pemompaan dan penyedotan air ini berlangsung hingga larut malam, karena sempat terjadi kemacetan panjang akibat air mulai meluap ke jalan raya. "Karena banjir maka jalan ini macet, maka kita kurangi air hingga jalan ini bisa dilewati," ia menuturkan.
Sedangkan Kepala Dinas Sumber Daya Air dan Bina Marga (DSDABM) Lilik Arijanto mengatakan bahwa faktor utama penyebab banjir di Kota Surabaya adalah curah hujan yang cukup tinggi, yang juga menyebabkan pohon tumbang.
Lilik mengaku akan membuat pelaluan air, karena posisi tempat penampungan air (saluran Wiyung) lebih rendah dibanding dengan tingginya jalan raya. "Kita ke depan akan membuat saluran pembuangan atau crossing yang ke Kali Makmur dan harus ada tambahan lokasi lagi, jadi akan ada pelebaran dan pendalaman termasuk," kata Lilik memungkasi.
