Senin, 10 January 2022 11:00 UTC
SISIR: Satgas DSDABM Kota Surabaya saat melakukan penyisiran dengan melakukan pengerukan di selokan ataupun gorong-gorong yang ada di pusat tengah Kota Surabaya Jalan Panglima Sudirman, Senin 10 Januari 2022. Foto: Diskominfo Surabaya
JATIMNET.COM, Surabaya - Beberapa hari terakhir, Kota Pahlawan diguyur hujan deras disertai angin yang menyebabkan genangan air tinggi maupun banjir di beberapa titik. Termasuk di pusat tengah kota. Satgas dari Dinas Sumber Daya Air dan Bina Marga (DSDABM) Kota Surabaya melakukan penelusuran terkait penyebab genangan air
"Di pusat kota kami kerahkan satgas hampir berjumlah 50-60 orang di tiga sampai empat titik untuk menelusuri dari hulu ke hilirnya pusat kota," kata Kepala DSDABM Kota Surabaya Lilik Arijanto , Senin 10 Januari 2022.
Satgas dari DSDABM tersebut menyusuri dan membersihkan sampah pada setiap saluran yang ada di pusat kota. Tak hanya itu, pengerukan lumpur juga dilakukan mulai dari hulu ke hilir hingga menuju ke sungai. "Memang di sana (saluran), problemnya yang kita temukan banyaknya utilitas yang ada di saluran yang menjadi kendala kita," ia menjelaskan.
Banyaknya utilitas yang melintang tentu mengurangi kapasitas saluran. Selain itu, utilitas juga berpotensi memberikan ruang gerak sampah untuk berhenti. "Makanya kami sekarang, yang pertama membersihkan dulu saluran. Kemudian menata utilitas yang ada di saluran," ia menerangkan.
Baca Juga: Cara Surabaya Menangkal Genangan Air dan Banjir
Lilik menyebutkan sebenarnya saluran di pedestrian pusat kota, kapasitasnya sudah cukup menampung air saat hujan turun. Namun karena banyaknya utilitas yang melintang, hal tersebut menjadikan hambatan yang cukup signifikan untuk aliran air. "Apalagi utilitas di pertemuan tiga bidang lebih, di situ akan menjadi hambatan yang cukup signifikan aliran air," ia mengungkapkan.
Ada beberapa titik di pusat kota yang difokuskan untuk dilakukan pengerukan atau normalisasi saluran. Di antaranya, crossing saluran di Jalan Panglima Sudirman (Hokky Buah), Jalan Taman AIS Nasution, Jalan Embong Sawo serta brandgang di pusat kota. "Kalau masih kurang nanti akan kita tambahi lagi untuk pengerukan di pusat kota," ia menegaskan.
Kendati demikian, belum ada rencana penambahan rumah pompa di pusat kota. Sebab dari hasil perhitungan, air dari pusat kota menuju ke saluran pembuangan Sungai Kalimas seharusnya sudah mumpuni jika menggunakan gravitasi. "Kalau belum bisa menampung, baru kita pikirkan untuk penambahan kapasitas pompa," ia mengungkapkan.
Lebih lanjut, upaya lain rupanya tengah disiapkan untuk mencegah terjadinya genangan air di pusat kota saat hujan deras turun. Yakni, dengan melebarkan inlet di brandgang Grahadi agar kapasitas pompa dapat menerima masukan air lebih besar lagi. "Saluran inlet yang awalnya miring kita tegakkan. Ini sekarang kita kerjakan di brandgang (sebelah) Grahadi," ia menekankan.
Baca Juga: Hujan Lebat, Pusat Kota dan Kawasan Dharmawangsa Tergenang
Di samping itu, upaya lain yang sedang dikerjakan untuk mencegah genangan saat hujan deras adalah dengan memecah aliran air menjadi dua sisi. Pertama aliran air di sisi timur pusat kota akan langsung dibuang ke Sungai Kalimas. "Sedangkan yang di pusat kota sebelah barat, tetap kita lewatkan Grahadi. Tapi dengan kapasitas inlet-nya di Grahadi kita besarkan," ia menandaskan.
Di tahun 2022 ini, Lilik juga mengaku memiliki program untuk mengkoneksikan Rumah Pompa Grahadi dengan Rumah Pompa Kenari. Bahkan rencananya, crossing saluran juga bakal dikerjakan di depan Hotel Inna Simpang.
Ini dilakukan supaya saluran di pusat kota sebelah barat, dapat terkoneksi dengan Rumah Pompa Kenari. "Sehingga kalau bebannya besar di pusat kota sebelah barat, itu bisa didistribusikan sebagian kelebihannya ke Pompa Kenari. Rencananya tahun ini (dikerjakan)," ia memungkasi.
