Logo

  Atasi Genangan Air, Bozem Kalidami dan Sungai Kalimas Surabaya Dikeruk

Reporter:,Editor:

Kamis, 03 February 2022 03:00 UTC

 

Atasi Genangan Air, <em>Bozem</em> Kalidami dan Sungai Kalimas Surabaya Dikeruk

DIKERUK. Kalimas Surabaya dikeruk untuk mengurangi pendangkalan dan menambah kapasitas sungai terutama di musim hujan, Kamis, 3 Februari 2022. Foto: Humas Pemkot Surabaya

JATIMNET.COM, Surabaya – Dinas Sumber Daya Air dan Bina Marga (DSDABM) Kota Surabaya melakukan pengerukan di bozem Kalidami, Kecamatan Mulyorejo dan Sungai Kalimas di Kecamatan Genteng. Pengerukan itu bertujuan untuk mengantisipasi genangan air di sejumlah titik di jalanan Kota Pahlawan.

Camat Genteng Muhammad Aries Hilmi mengatakan setelah dilakukan pengerukan di Sungai Kalimas selama seminggu ini, sudah tidak ada lagi genangan air di wilayah kerjanya.

"Alhamdulillah selama sepekan ini tidak ada lagi genangan di seputar Jalan Embong Kenongo dan wilayah Genteng lainnya. Kini, meski hujan deras, air bisa surut dalam waktu 20 menitan," kata Aries.

Senada dengan Camat Genteng, Camat Mulyorejo Yudi Eko Handono mengaku setelah dilakukan pengerukan di bozem Kalidami, air lebih cepat surut. Selain karena pengerukan, pompa air juga menjadi salah satu faktor cepatnya air surut.

BACA JUGA: Cegah Banjir di Kawasan Perkampungan, Sungai Srikana Dikeruk

"Itu ada rumah pompanya juga. Peran rumah pompa ini menarik air dari Karangmenjangan, Dharmawangsa, dan lain sebagainya. Sehingga, dengan adanya pengerukan ini, bozem bisa menampung lebih banyak dan air lebih cepat terbuang ke laut," kata Yudi.

Sebenarnya selama ini yang menjadi faktor utama penyebab genangan air itu adanya sampah yang menyumbat saluran. Sampah itu biasanya dibuang sembarangan oleh warga yang tidak bertanggungjawab. Maka dari itu, ia mengimbau masyarakat sadar agar tidak lagi membuang sampah sembarangan dan dibuang pada tempatnya.

"Kami harapkan masyarakat saling bergotong royong mengatasi genangan dengan cara kerja bakti bersama. Yang kedua, jangan buang sampah sembarangan agar tidak membebani saluran dan sungai," ia menjelaskan.

BACA JUGA: Hadapi Musim Hujan, Sedimentasi Kalimas Surabaya Terus Dikeruk

Sementara itu, Kepala Bidang Drainase DSDABM Surabaya Eko Juli mengatakan pengerukan ini bertujuan mengurai genangan air yang sempat menggenangi kawasan Dharmawangsa dan sekitarnya. Setelah dilakukan pengerukan, DSDABM akan melakukan pemeliharaan saluran.

Eko menjelaskan pengerukan bozem dan sungai dilakukan secara berkala dua kali dalam setahun. Untuk proses pengerjaannya, DSDABM butuh waktu sebulan untuk mengeruk bozem dan sungai di Kota Surabaya. Jika tidak dilakukan pengerukan secara rutin, bozem dan sungai akan kembali dangkal sehingga tidak mampu menampung air. 

"Bozem itu akan penuh, menampung sedimen air dari waktu ke waktu. Kalau itu mengendap, maka membuat bozem atau sungai menjadi dangkal. Kalau bozem sudah tidak efektif lagi menampung air, maka kita keruk lagi," ia mengungkapkan.