Rabu, 13 October 2021 01:00 UTC
WISATA AGRO. Kades Sekapuk Abdul Halim (berjenggot) bersama masyarakat saat meresmikan Kebun Pak Inggih (KPI) dengan Monumen Ratu Agro di dalamnya, Selasa, 12 Oktober 2021. Foto: Agus Salim
JATIMNET.COM, Gresik – Satu lagi destinasi wisata hadir di Kabupaten Gresik bernama Kebun Pak Inggih (KPI). KPI berada di samping wisata Selo Tirta Giri (Setigi) yang dikeloka Pemerintah Desa Sekapuk, Kecamatan Ujungpangkah, Kabupaten Gresik.
Wisata yang dilengkapi dengan Monumen Ratu Agro dan diresmikan, Selasa, 12 Oktober 2021, ini sarat dengan pesan moral. Monumen itu bertujuan agar para pengunjung mudah mengingat agrowisata KPI.
Kepala Desa Sekapuk Abdul Halim bersama seluruh perangkat desa, BPD, Bumdes, PKK, warga, Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis), dan Karang Taruna bersatu padu mengembangkan potensi wisata di desa setempat.
Monumen Ratu Agro berbentuk seperti candi, tugu, atau gapura dari susunan batu bata yang berada di tengah kolam.
BACA JUGA: Pemdes Sekapuk Bangun Agrowisata KPI dan Monumen “Ratu Agro”
Istilah Ratu yang dimaksud melambangkan kecantikan tata ruang dan keanggunan taman yang tertata rapi.
"Sedangkan Agro memiliki arti tanah, dengan harapan tanah yang kami bangun ini bisa lebih produktif dan lebih bermanfaat dari sebelumnya," kata Halim.
Monumen Ratu Agro terdiri dari anak tangga yang berjumlah 11 atau sebelas atau sewelas dalam bahasa Jawa. Maksudnya setiap menapaki langkah untuk naik harus dapat ‘welasan’ atau izin dari lingkungan dan dari yang Maha Berkehendak.
Sedangkan tiga titik surya di monumen Ratu Agro bergambar trisula melambangkan tiga elemen persatuan yakni bertanah air satu, berbangsa satu, dan berbahasa satu.
"Sekaligus tiga sifat penting yang harus diterapkan untuk menjalani proses, yaitu benar, lurus, dan jujur," ujarnya.
BACA JUGA: Dirjen Kebudayaan Puji Budaya Maju Masyarakat Desa Sekapuk
Tugu utama dengan jumlah sembilan tingkat dimaksudkan sebagai pengingat bahwa daerah setempat merupakan bagian dari kawasan dakwah sembilan wali atau wali songo.
Empat tugu yang mengelilingi satu tugu utama menggambarkan empat arah mata angin, melangkah dengan tepat, dan tidak lupa dengan kiblat.
“Jumlah lima tugu itu mengingatkan 5 waktu (salat) dengan keutamaan salat subuh, bumi seisinya akan diserahkan untuk kita yang menunaikan,” kata Halim.
Sementara air mancur berbentuk kelopak bunga dengan tujuh (pitu) susun dimaksudkan bahwa manusia membutuhkan pitulung (pertolongan), pitutur (wejangan), dan pituduh (petunjuk).
BACA JUGA:
"Serta sumber (air) itu adalah pemberian yang Maha Kuasa, bisa melimpah dan sebaliknya. Area KPI dulunya dikenal tidak ada sumber, bahkan dulunya ada perkampungan sampai pindah sebab hilangnya sumber air," kata Halim.
Air mancur berbentuk kelopak bunga tujuh susun itu juga melambangkan manusia khususnya umat Islam yang punya tujuh panutan dalam memahami kebenaran.
Tujuh panutan itu antara lain Rasul atau Nabi Muhammad, empat sahabat yakni Abu Bakar, Umar, Usman, dan Ali, serta empat imam mazhab fikih antara lain Imam Syafii, Maliki, Hambali, dan Hanafi.
Selain itu juga melambangkan adanya waktu selama tujuh hari, langit tujuh lapis, bumi tujuh lapis, dan air tujuh warna.