Logo

Hingga Pertengahan Februari 2022, Transaksi e-Peken Surabaya Rp3,34 Miliar

Reporter:,Editor:

Kamis, 17 February 2022 05:40 UTC

Hingga Pertengahan Februari 2022, Transaksi e-Peken Surabaya Rp3,34 Miliar

APLIKASI BELANJA. Aplikasi E-Peken sebagai market place produk Toko Kelontong dan UMKM Surabaya. Dok: Humas Pemkot Surabaya

JATIMNET.COM, Surabaya – Capaian transaksi belanja online via e-Peken Surabaya Januari hingga pertengahan Februari 2022 menembus Rp3,34 miliar. E-Peken merupakan aplikasi berbasis mobile yang menghubungkan Toko Kelontong dan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di Kota Surabaya dengan konsumen.

Aplikasi berbasis daring ini sebelumnya diluncurkan Pemkot Surabaya pada 31 Oktober 2021. Dengan aplikasi ini, mempermudah Toko Kelontong dan UMKM dalam memperluas jangkauan pemasaran sekaligus mendorong berkembangnya ekonomi kerakyatan.

Kepala Bidang (Kabid) Distribusi Perdagangan, Dinas Koperasi Usaha Kecil dan Menengah, dan Perdagangan (Dinkopdag) Surabaya Devie Afrianto mengatakan selama sebulan penuh pada Januari 2022 total transaksinya mencapai Rp480 juta. Jika dipersentase dari Januari ke pertengahan Februari ada peningkatan sekitar 500 persen.

"Itu jumlah transaksi dari 5.481 ASN (Aparatur Sipil Negara) yang berbelanja di Toko Kelontong yang terdaftar di Peken Surabaya," kata Devie, Kamis, 17 Februari 2022.

BACA JUGA: Permudah Pemasaran Toko Kelontong dan UMKM di Surabaya Aplikasi Peken Akan Dilaunching

Di aplikasi Peken Surabaya kurang lebih ada sekitar 500 pedagang toko kelontong. Semuanya telah terdaftar dan terverifikasi oleh Dinkopdag Surabaya. Kebanyakan toko kelontong yang terdaftar di aplikasi ini menjual berbagai kebutuhan pokok.

Kebutuhan pokok itu di antaranya ada beras, minyak goreng, telur, dan gula. Bukan hanya itu, di toko kelontong yang terdaftar di Peken Surabaya juga menyediakan berbagai produk dari Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) Kota Pahlawan antara lain seragam, kue, minuman, dan lain sebagainya yang dijual di Sentra Wisata Kuliner (SWK).

"Semua yang dibutuhkan ada di aplikasi Peken Surabaya. Misal butuh sembako, bisa langsung dipesan, kemudian ada pula baju batik yang biasa dipakai hari Kamis dan Jumat, itu juga ada. Nah, para ASN banyak yang suka. Ada juga sepatu, bahkan ada token listrik, pembayaran air PDAM, dan lain-lain," ia menjelaskan.

Devie meyakinkan kualitas produk yang dijual di aplikasi Peken Surabaya tidak kalah bersaing dengan barang yang dijual di toko ritel modern, mulai dari segi harga, kemasan, dan pelayanannya juga tidak kalah baik. Agar harganya bersaing, Dinkopdag juga memfasilitasi penyediaan barang bagi para pelaku Toko Kelontong dan UMKM di Kota Pahlawan.

"Yang kita tekankan adalah soal harga, minimal disamakan dengan toko-toko ritel modern. Syukur-syukur kalau bisa lebih murah dari toko ritel modern, malah semakin laris manis. Jadi, para pedagang terus kami fasilitasi ketika kulakan, mereka (toko kelontong dan UMKM) bisa mendapatkan harga terbaik supaya dapat bersaing," ia mengungkapkan.

BACA JUGA: 1.530 Toko Kelontong di Surabaya Naik Kelas

Selama ini, pengguna aplikasi Peken Surabaya adalah ASN Pemkot Surabaya. Ke depannya, Dikopdag Surabaya berencana memperluas jangkauan aplikasi Peken Surabaya yang tadinya hanya bisa diakses oleh ASN nanti bisa juga diakses oleh masyarakat. Tujuannya agar semakin banyak transaksi di Toko Kelontong dan UMKM yang terdaftar di aplikasi tersebut.

"Saat ini kami masih mantapkan dan memfasilitasi barang untuk pedagang terlebih dahulu. Pasti ke depannya akan ada pemutakhiran aplikasi agar bisa diakses oleh masyarakat. Memang saat ini paling banyak konsumennya adalah ASN," ia memaparkan.

Fitur yang akan ditambah itu salah satunya adalah transaksi cash on delivery (COD), perbaikan pembayaran, dan fitur-fitur canggih lainnya. Ia berharap penyempurnaan aplikasi ini semakin mempermudah ASN atau masyarakat ketika bertransaksi.

"Langkah ke depannya pasti kami kembangkan lagi, termasuk soal pembayaran onlinenya. Kami juga komunikasikan lagi dengan Bank Jatim selaku penyedia jasa pembayaran. Sejauh ini, kami menggunakan transaksi lewat QR code (QRIS) dan virtual account. Nah, yang akan kita coba nanti bisa transaksi offline, untuk memudahkan ASN dan masyarakat ketika belanja," ia menguraikan.