Senin, 07 October 2019 13:43 UTC
AIR BERSIH. Bantuan air bersih terus disalurkan ke sejumlah daerah yang mengalami kekeringan pada musim kemarau 2019. Foto: Dok
JATIMNET.COM, Surabaya – Wilayah Jawa Timur hingga awal Oktober 2019 ini masih belum lepas dari bencana kekeringan. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Jatim masih terus menyuplai air bersih ke sejumlah titik yang membutuhkan pasokan air bersih.
Kepala Pelaksana BPBD Jawa Timur, Suban Wahyudiono mengatakan, droping air bersih 108 juta liter untuk 26 kabupaten masih terus dilakukan. Dengan rincian 622 desa yang mengalami kekeringan.
“Hingga kini, kami sudah 17.988 ribu rit dengan isi enam ribu liter per tangki telah didistribusikan ke warga yang kesulitan air bersih. Totalnya mencapai 108 juta liter air,” ujar Suban, Senin 7 Oktober 2019.
BACA JUGA: Warga Blitar Gelar Salat Istisqa untuk Meminta Hujan
BPBD Jawa Timur memprediksi, November 2019 hujan mulai merata di wilayah Jatim. Sehingga kemungkinan mulai teratasi kekeringan sekitar bulan depan.
"Analisa BMKG awal Oktober ada hujan. Tapi baru di Malang, Lumajang, dan Banyuwangi. Nanti November hujan akan merata di Jatim. Puncak hujan ada di Januari 2020," ungkapnya.
Diakuinya, sejumlah daerah masih berstatus kekeringan kritis. Yakni dengan persediaan air per orang per hari kurang dari 10 liter, termasuk mereka mengambil air dengan lokasi cukup jauh di atas tiga kilometer dari rumah.
BACA JUGA: Kekeringan di Situbondo Meluas ke 10 Dusun
Menurut Suban, kondisi daerah yang mengalami kering kritis karena faktor demografi. Mayoritas mereka tinggal di daerah dataran tinggi yang menyebabkan kemarau air sulit didapat.
Meski demikian, ia memastikan poses distribusi air terus dilakukan hingga kebutuhan warga tercukupi dan hujan mulai datang.
Selain kekeringan, lanjut Suban, yang juga perlu diperhatikan yakni kebakaran. Intensitas kejadian kebakaran cukup tinggi, laporan yang masuk sepekan bisa 20-23 kali. “Tapi itu bisa dipadamkan. Kalau kebakaran yang paling penting segera dipadamkan,” tandasnya.