Logo

Harimau Terjebak di Pasar Berhasil Dievakuasi

Reporter:

Sabtu, 17 November 2018 01:30 UTC

Harimau Terjebak di Pasar Berhasil Dievakuasi

Ilustrasi

JATIMNET.COM, Pekanbaru - Dua kali proses pembiusan terhadap Harimau Sumatra yang terjebak di kawasan Pasar Pulau Burung, Kabupaten Indragiri Hilir, berangsur-angsur membuat hewan dengan nama latin Panthera Tigris Sumatrae itu tertidur. Upaya selama tiga hari untuk mengevakuasi carnivora besar inipun selama tiga hari terakhir tidak sia-sia.   

Harimau itupun berhasil ditenangkan Sabtu dinihari tadi, 17 November 2018. Akhirnya, Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Riau berhasil menyelamatkan dan mengevakuasi harimau tersebut.

"Saat ini harimau sumatera sudah berada di kandang evakuasi," kata Haryono. Ia menjelaskan bahwa proses penangkapan tersebut telah memakan waktu selama tiga hari sejak Rabu, 14 November 2018. Pembiusan tahap kedua itu dilakukan saat si kucing besar tengah terjebak di kolong-kolong gedung rumah toko kawasan Pasar Pulau Burung.

"Sekitar pukul 01.48 tim BBKSDA Riau berhasil melakukan pembiusan harimau di kolong Ruko Pulau Burung," ujarnya. Saat itu juga, dilakukan pembongkaran sebagian pondasi lantai Ruko hingga harimau tersebut berhasil dievakuasi ke kandang.

Haryono mengatakan dari pemeriksaan tim medis yang terdiri tiga  dokter hewan itu menyatakan bahwa harimau yang terjebak di kawasan pasar tersebut merupakan harimau jantan dengan usia tiga tahun. Tim medis masih terus melakukan observasi dan pemeriksaan kesehatan terhadap satwa yang mulai kehilangan habitatnya itu.

Peristiwa tersebut berawal ketika seekor harimau dewasa tiba-tiba masuk ke kawasan pasar di Indragiri Hilir, Rabu pagi, 14 November 2018. Haryono menduga bahwa harimau tersebut berasal dari kawasan semak belukar yang berlokasi tidak jauh dari pasar itu.  

Ia menjelaskan tidak jauh dari kawasan pasar terdapat semak belukar  seluas empat hektare yang selama ini dikenal sebagai salah satu tempat persembunyian harimau.

Akan tetapi, kawasan semak belukar seluas empat hektare itu bukan merupakan tempat yang cukup luas bagi seekor harimau yang memiliki  daya jelajah sangat luas. Selain itu, Haryono juga menduga jika  harimau itu tersesat ke pasar akibat kekurangan sumber makanan di habitatnya yang sempit tersebut.

Kabupaten Indragiri Hilir dalam setahun terakhir tak lepas dari  kejadian kemunculan harimau. Bonita, harimau betina dewasa mengawali  berita kemunculan si raja rimba itu di Indragiri Hilir awal Januari  2018.

Bonita menjadi perhatian publik setelah proses pencarian dan  relokasinya memecahkan rekor sebagai proses pencarian dan penangkapan terlama di Indonesia.  

Butuh waktu tiga bulan sebelum harimau itu benar-benar berhasil  ditangkap tim gabungan BBKSDA Riau, TNI dan Polri. Selama proses pencarian itu pula, Bonita telah menewaskan tiga warga.

Pada September 2018, harimau kembali muncul di Indragiri Hilir yang kala itu menerkam tiga ekor ternak warga. Pascakejadian, tim  gabungan langsung turun untuk memasang perangkap dan kamera  pengintai.  

Tim patroli juga diturunkan namun tak kunjung membuahkan hasil.  Selanjutnya harimau itu juga tak luput dari pembunuhan. Di Kabupaten  Kuantan Singingi, atau kabupaten tetangga Indragiri Hilir pada akhir  September 2018 lalu seekor harimau betina dalam keadaan bunting ditemukan mati terjerat. (ant)