Jumat, 02 August 2019 05:57 UTC
Cabai rawit. Foto: Dok
JATIMNET.COM, Surabaya – Masalah melonjaknya harga cabai hampir selalu terjadi setiap tahun di Provinsi Jawa Timur. Ketua Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) Jawa Timur Dendy R Sutrisno menyarankan Pemprov Jatim menyiapkan langkah antisipasi melonjaknya harga komoditas ini di tahun mendatang.
"Data Pak Drajat (Kepala Dinas Perdagangan dan Perindustrian Jawa Timur) di Siskaperbapo memang menunjukkan years to years naik. Tahun lalu juga naik. Artinya pembelajaran tahun depan sudah harus di progres, minimal tiga bulan sebelumnya harus muai langkah-langkah persiapan," ujar Dendy ditemui di Pasar Tambakrejo Surabaya, Jumat 2 Agustus 2019.
Dirinya melihat harga cabai rawit yang melonjak periode Mei hingga Agustus selalu terjadi hampir setiap tahun.
BACA JUGA: Kenaikan Harga Cabai Rawit Picu Inflasi Juli
Data Jatimnet.com pada Juli 2018 silam harga cabai rawit tembus hingga Rp 50 ribu per kilogram di Pasar Wonokromo Surabaya.
Karena itu, Dendy menyarankan setidaknya Mei begitu panen cabai rawit melimpah, sudah dilakukan persiapan.
Salah satunya dengan menyediakan cold storage atau ruang penyimpan beku untuk bisa melakukan manajemen suplai ke pasar pasca panen.
Setidaknya tak terjadi panic buying ketika pasokan menipis.
BACA JUGA: Harga Masih Tinggi, Disperindag Jatim Tunggu Panen Raya
"Karena tanpa itu memang agak susah untuk kami. Bisa dilihat yang hari ini (operasi pasar) memang patut kami apresiasi, tapi itu pun harga beli dari Bulog juga cukup tinggi. Artinya kami butuh tempat penyimpanan ketika diperlukan," ungkap Dendy.
Sejauh ini, adanya Sistem Informasi Ketersediaan dan Perkembangan Harga Bahan Pokok (Siskaperbapo) milik Pemprov Jatim dinilai sudah sangat membantu memberikan informasi.
Namun, tetap harus dilakukan penyempurnaan. seperti penambahan tentang data volume ketersediaan barang.
"Pergerakan volume ini menjadi penting untuk melakukan kebijakan kedepan," tegasnya.
BACA JUGA: Harga Cabai Rawit Merah di Jember Masih Rp 70.000/Kilogram
Terpisah, anggota Komisi B DPRD Jawa Timur Noer Soetjipto mengatakan, sudah saatnya pemerintah mengambil kebijakan untuk mengendalikan harga.
"Pemerintah harus campur tangan, belum bisa diserahkan mekanisme pasar," kata Soetjipto.
Politisi Partai Gerindra itu meminta Pemprov memikirkan langkah antisipasi yang tepat.
Seperti mulai memikirkan melakukan pengolahan bubuk cabai. Sehingga ketika panen cabai menipis, permintaan tetap bisa terlayani.
BACA JUGA: Pasokan Kurang Harga Cabai di Gresik Masih Tinggi
"saya meminta pemprov mulai memikirkan apabila produksi mulai menurun, di situ peran pemerintah. Kenapa saat cabai murah tidak dibuat cabai kering atau tepung cabai, dan restoran membutuhkan itu. Mereka jarang pakai cabai basah," tandasnya.