Selasa, 23 April 2019 14:24 UTC
SEGAR. Indahnya bunga yang ditanam rapi siap menyambut wisatawan dalam Banyuwangi Agro Expo. Foto: Ahmad Suudi.
JATIMNET.COM Banyuwangi – Pemkab Banyuwangi kembali akan menggelar ajang tahunan Banyuwangi Agro Expo. Festival tahunan yang memasuki tahun keempat ini akan dilaksanakan di atas lahan seluas 10,6 hektare di Desa Taman Suruh, Kecamatan Glagah, Banyuwangi, 25 April sampai 1 Mei 2019.
Dinas Pertanian Pemkab Banyuwangi memanfaatkan lahan seluas 5,8 hektare ini berisi tanaman dengan jalan setapak yang panjang dan bercabang-cabang. Apalagi lahan di ketinggian 500 meter dari permukaan laut (dpl) itu berupa bukit, sehingga bisa menguras tenaga para pengunjung saat berkeliling.
Namun pihak Disperta menjamin kelelahan itu akan terbayar dengan pemandangan hamparan bunga, kebun dan instalasi-instalasi bambu yang Instagramable. Keberadaan pasar tradisional dan agro di mana pengunjung bisa menikmati kuliner sambil memandang jauh ke Selat Bali.
BACA JUGA: Menelusuri Hilangnya Ikan Lemuru di Selat Bali
“Sebetulnya lahan yang akan digunakan ini merupakan tanah kering. Tapi dengan cara tanam budidaya yang baik dan benar, tanaman yang dihasilkan bisa tumbuh subur. Kami juga telah menyiapkan lahan ini sejak tiga bulan kemarin,” kata Kasi Hortikultura Disperta Banyuwangi Eka Mulyanto, Selasa 23 April 2019.
Dia menjelaskan konsep agro expo kali ini adalah atraksi warga desa untuk hiburan dengan potensi pertanian. Dari pintu masuk pengunjung dihadapkan pada jajaran bunga yang menggambarkan tanaman pekarangan rumah.
DIKEBUT. Petugas merapikan jalan setapak yang akan dilalui wisatawan di areal Banyuwangi Agro Expo.

Dari sana berbelok ke kiri mengarah ke area peternakan dan ke kanan menuju area tanaman yang biasa ada di kebun belakang rumah. Naik ke atas lagi area ladang, hingga area utama berupa ampleteater besar beralaskan tanah.
“Ampleteater sederhana seperti ini juga bisa dibangun di desa-desa, sebagai tempat pertunjukan tari kolosal. Tidak perlu yang besar dan mahal untuk memberikan hiburan,” papar Yayan, sapaan Eko Mulyanto.
BACA JUGA: Setiap Tahun Ada Ribuan Pernikahan Janda Duda di Banyuwangi
Dia mengatakan, dari area tanaman pekarangan rumah sampai ampleteater merupakan contoh konsep yang bisa ditiru petani desa. Dengan penataan yang tepat, konsep pertanian yang rapi ditambah kesenian desa, bisa menjadi atraksi hiburan yang menarik wisatawan.
“Banyuwangi Agro Expo kali ini ingin memberikan contoh konsep kawasan pedesaan menjadi sebuah kawasan atraksi. Dengan bahan bambu dan kayu yang mudah didapatkan di desa, hanya butuh konseptual yang utuh,” pungkas Yayan.