Minggu, 20 July 2025 05:00 UTC
Anggota DPRD Provinsi Jawa Timur Sumardi bersama Forkopimcam menyaksikan pertunjukan tarian remo Jombangan dalam Grebeg Suro di Desa Banjaragung, Jombang, Minggu, 20 Juli 2025. Foto: Taufiqur Rachman
JATIMNET.COM, Jombang – Warga Desa Banjaragung, Bareng, Kabupaten Jombang menggelar Grebeg Suro, Minggu pagi, 20 Juli 2025.
Sebanyak 26 gunungan kupat dan lepet diarak keliling kampung dalam kegiatan bertajuk Kirab Tumpeng Slamet Banjaragung itu.
Pelaksanaan tradisi budaya ini digadang-gadang mampu mendongkrak perekonomian warga sekaligus penguat ketahanan pangan.
Kegiatan ini tidak hanya dihadiri warga maupun pejabat setempat. Kali ini, Sumardi, anggota DPRD Provinsi Jawa Timur (Jatim) turut hadir dan memberikan apresiasi terhadap acara tersebut.
BACA: Bubur Suro, Kuliner Sarat Makna yang Hadir Saban Muharam di Jombang
Politikus Partai Golkar ini menyatakan bahwa pelaksanaan Grebeg Suro di Desa Banjaragung merupakan upaya pelestarian budaya yang dapat menguatkan perekonomian warga setempat.
"Kita mendukung kegiatan masyarakat, ini sebagai uri-uri budaya Jawa ya. Kita munculkan kearifan lokal di Desa Banjaragung, supaya ada identitas,“ kata Sumardi.
“Ini juga ada potensi UMKM, juga ada pergerakan di sini kita lihat dari meraihnya pagelaran budaya lokal hari ini, bahkan antusias masyarakat juga ramai dan senang," ucap Cak Sumardi sapaan akrabnya saat diwawancarai di sela-sela acara.
Menurutnya, budaya seperti ini bisa menumbuhkan potensi perekonomian masyarakat, baik itu dari UMKM, potensi budaya, kreasi masyarakat hingga filosofi kebudayaan yang tersirat di dalamnya.
BACA: Penutupan Ruang PKL Saat Konser di Stadion Jombang, Sumardi Angkat Bicara
Antusiasme warga dalam pagelaran ini begitu tinggi. Hal itu dibuktikan dengan hadirnya ribuan warga hingga peserta yang memadati jalan Desa Banjaragung.
"Memang harus diwadahi, sebagai tanda, bagian dari budaya harus dijaga dan dilestatikan. Acara ini di luar dugaan, dukungan dari Pak Camat Bareng, dari tim keamanan, ini luar biasa, membuat mereka bangga dan percaya diri," terangnya.
Sumardi berharap, kegiatan ini bisa terus berlangsung setiap tahun. Sebab, mampu menggerakkan perekonomian dan menjaga kelestarian kearifan lokal.
Di sisi lain, kirab gunungan kupat dan lepet dalam Grebeg Suro itu mengandung nilai filosofi luar biasa dari lepet. Lepet ini diartikan lepat atau dalam bahasa Jawa mengaku salah.
"Kita adalah manusia yang tidak lepas dari salah, ini sebagai simbol kita harus saling memaafkan, saling guyup dan rukun. Ada kacang di lepet itu simbol keberuntungan, ini warisan leluhur," papar Cak Sumardi.
BACA: Memandikan Pusaka, Tradisi Masyarakat Jawa Saban Bulan Suro
Sementara itu, Camat Bareng Usman menambahkan Grebeg Suro ini diikuti sebanyak 26 tumpeng yang diarak oleh empat dusun di Desa Banjaragung.
Ia mengucapkan banyak terima kasih atas kehadiran Abah Sumardi dalam kegiatan tersebut. Tak ketinggalan, ia juga mengapresiasi antusiasme warga yang hadir dan melihat langsung kirab puluhan tumpeng.
"Makna Grebek Suro ini seperti yang disampaikan oleh Abah Sumardi tadi. Memang manusia tidak lepas dari lepat, kesalahan. Terima kasih atas semua pihak yang memotori kegiatan ini,“ ucap Usman.
“Kami, Forkopimcam sangat mendukung. Karena dampaknya sangat besar khususnya ekonomi masyarakat dalam bentuk UMKM, nanti malam ada salawatan dan bancaan tumpeng bersama," jelasnya.
Sementara itu, Ketua Panitia Grebeg Suro Banjaragung Devira Risma menerangkan bahwa kegiatan ini dimulai pukul 09.00 WIB dengan finish di Balai Desa Banjaragung.
BACA: Lewat Polisi RW, Polres Madiun Siapkan Pengamanan Menjelang Suro
Selesai kirab, tumpeng tersebut didoakan dan kemudian diarak untuk dibagikan ke warga setempat. Di kirab 26 gunungan tumpeng kupat lepet ini juga ada ratusan undian doorprize.
"Usai Grebek Suro nanti dilanjutkan acara salawat bersama warga pada malam harinya. Budaya kental ini kita harapkan ke depannya setiap tahun selalu ada Grebeg Suro ini. Kita ingin budaya kupat lepet ini bisa jadi ikon Desa Banjaragung," tutupnya.