Rabu, 06 August 2025 07:20 UTC
SIAGA KARHUTLA. Petugas gabungan melakukan simulasi penanganan karhutla di Kawasan Wisata Bromo, Rabu, 6 Agustus 2025. Foto: Zulafif
JATIMNET.COM, Probolinggo – Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) bersama Polres Probolinggo mulai siaga menghadapi potensi terjadinya kebakaran hutan dan lahan (karhutla) selama musim kemarau.
Salah satunya lewat Apel Siaga Perlindungan Kawasan yang digelar di kawasan strategis Lembah Watangan, Desa Ngadirejo, Kecamatan Sukapura, Kabupaten Probolinggo, Rabu, 6 Agustus 2025.
Apel siaga diikuti ratusan personel gabungan dari berbagai unsur, antara lain jajaran Polri, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), Polisi Kehutanan (Polhut), Masyarakat Peduli Api (MPA), Masyarakat Mitra Polhut (MMP), dan mahasiswa dari perguruan tinggi kehutanan di Jawa Timur.
Mereka secara khusus dikerahkan untuk meningkatkan kesiapsiagaan, kewaspadaan, dan sinergi dalam mencegah dan menangani karhutla di kawasan konservasi.
BACA: Motor Matic Dicegah Masuk Jalur Ekstrem Bromo, Ini Alasannya
Kepala Balai Besar TNBTS Rudijanta Tjahya Nugraha menyampaikan bahwa pelaksanaan apel siaga merupakan wujud keseriusan lintas sektor dalam mengantisipasi bencana ekologis yang seringkali terjadi akibat musim kering berkepanjangan.
“Kawasan TNBTS bukan hanya destinasi wisata unggulan, tetapi juga kawasan konservasi penting dengan fungsi ekologis yang vital. Dalam konteks pengelolaan, kami mengemban tiga tugas utama, yakni perlindungan, pengawetan keanekaragaman hayati, serta pemanfaatan secara berkelanjutan,” ujarnya.
Rudijanta juga menegaskan bahwa kebakaran hutan bukan hanya merusak bentang alam, tetapi juga mengancam keberadaan spesies flora dan fauna endemik, serta berdampak langsung pada ekonomi masyarakat sekitar yang menggantungkan hidupnya pada pariwisata dan jasa lingkungan.
Kapolres Probolinggo AKBP M. Wahyudin Latif menyoroti sejumlah potensi ancaman terhadap kawasan taman nasional, termasuk aktivitas ilegal seperti pencurian kayu, perburuan satwa dilindungi, hingga kelalaian pengunjung dalam beraktivitas di zona-zona rawan.
“Mengacu pada data tahun 2023, sebagian besar kasus kebakaran di kawasan TNBTS dipicu oleh aktivitas wisatawan yang kurang memperhatikan prosedur keselamatan, seperti membakar sampah atau merokok di area vegetasi kering. Hal ini tentu menjadi perhatian serius,” katanya.
BACA: DPRD Jatim Tolak Kereta Gantung di Gunung Bromo
Ia juga menekankan bahwa pendekatan preventif melalui edukasi dan peningkatan patroli terpadu menjadi bagian penting dalam strategi pencegahan karhutla. Selain itu, kepolisian juga siap melakukan penegakan hukum bila ditemukan unsur kesengajaan atau pelanggaran berat.
Setelah apel siaga, seluruh peserta mengikuti rangkaian kegiatan lanjutan berupa pemeriksaan kesiapan peralatan pemadaman seperti tangki air portabel, pompa punggung, dan sekop api (fire beater).
Selain itu, dilakukan pula simulasi pemadaman karhutla di medan terbuka oleh tim gabungan, guna mengukur respons cepat dan koordinasi antar unsur saat terjadi insiden nyata.
Apel, Petugas Gabungan Melakukan Simulasi Penangan Karhutla di Kawasan Wisata Bromo, Foto/Zulafif.