Kamis, 19 November 2020 05:40 UTC
INOVASI: Salah satu inovasi dari Departemen Statistika Bisnis ITS yakni ciptakan H-FARMS untuk membantu pemasaran beras berbasis website.
JATIMNET.COM, Surabaya - Di era digitalisasi saat ini beragam kegiatan termasuk berbelanja bisa dilakukan dari rumah, hanya dengan bermodalkan gawai dan jaringan internet. Namun penyedia jasa belanja daring atau e-commerce saat ini masih belum melirik komoditas hasil panen seperti beras.
Melihat hal tersebut, dua mahasiswa Departemen Statistika Bisnis ITS ciptakan H-FARMS untuk membantu pemasaran beras berbasis website. Padahal komoditas beras sangat dibutuhkan semua masyarakat Indonesia, sehingga memiliki peluang yang sangat besar untuk berkembang pesat jika dipasarkan secara daring.
Melihat potensi penjualan komoditas hasil panen secara daring tersebut, Maria Ulfa Yanuar dan Lidwina Galuh Wandira menginovasi laman website bernama H-FARMS yang merupakan akronim dari Happy Shopping Shop.
Dijelaskan oleh Maria, H-FARMS nerupakan sebuah inovasi platform database dan jual beli hasil panen padi berbasis website yang dirancang untuk mengeksplor kekayaan hasil panen padi di Indonesia.
BACA JUGA: Hari Pahlawan, PENS Luncurkan 8 Produk Inovasi
“Inovasi ini hadir untuk menjual produk hasil panen secara daring, dengan motivasi untuk meningkatkan kesejahteraan petani melalui jual beli yang efisien dan efektif di era pandemi Covid-19, di mana ketika semua orang dianjurkan untuk tidak pergi ke lokasi yang ramai seperti pasar," kata Maria.
Dalam praktiknya saat ini, lanjut Maria, mayoritas petani masih belum bisa secara langsung memasarkan produknya kepada konsumen. Sebelum akhirnya menuju tangan pembeli, beras dari petani diteruskan ke tengkulak untuk didistribusikan ke penjual-penjual lain.
Banyaknya pihak yang terlibat ini memang memudahkan petani, karena mereka tidak harus repot mendistribusikan berasnya. Namun, laba yang didapatkan petani semakin kecil karena komoditas harus dijual dengan harga rendah kepada tengkulak.
Nilai tambah yang didapatkan oleh pembeli jika membeli produk dari H-FARMS dibandingkan dengan membeli di warung adalah kesegaran dari produknya yang terjamin. Selain itu dengan adanya wadah penjualan daring berupa H-FARMS ini, petani dapat langsung menjual produknya ke konsumen sehingga keuntungan yang didapatkan juga lebih tinggi.
BACA JUGA: Fuzzy Logic, Metode Kecerdasan Lima Menit Tangkap Maling
Dengan demikian, kesejahteraan petani pun diharapkan dapat meningkat. Di sisi lain, guna membantu para petani memasarkan produknya, Maria menyebutkan bahwa Karang Taruna di tiap daerah bisa menjadi solusi yang tepat dalam membantu para petani.
Karang Taruna yang notabene adalah anak muda, tentu sudah terbiasa dalam dunia digital sehingga dapat membantu proses manajemen produk dari petani ke sistem digital. Bahkan, hal ini bisa menjadi lapangan pekerjaan baru yang dapat menyerap anak-anak muda yang belum mendapatkan pekerjaan.
Dalam pendistribusian berasnya, menurut Maria, H-FARMS akan bermitra dengan ekspedisi dan ojek online dalam hal pengiriman. Sehingga pembeli tidak perlu repot keluar rumah di masa pandemi untuk membeli kebutuhannya.
“Harapannya, H-FARMS dapat menambahkan jenis komoditas yang ditawarkan sehingga lebih banyak produk hasil panen yang dapat dibeli secara daring,” pungkas mahasiswa Statistika Bisnis ITS angkatan 2019 ini.
