Gorong-Gorong Ambles, Jalan Penghubung Dua Desa di Mojokerto Terputus
Warga Terpaksa Lewat Jalan Alternatif Sejauh Dua Kilometer

Reporter
DiniRabu, 17 Februari 2021 - 08:00
Editor
Ishomuddin
AMBLES. Saluran air atau gorong-gorong dan jalan di atasnya ambles dan masih memutus jalan penghubung Dusun Sidowangi, Desa Mojolebak dengan Desa/Kec. Jetis, Kab. Mojokerto, Rabu, 17 Februari 2021. Foto : Karina Norhadini
JATIMNET.COM, Mojokerto – Jalan penghubung Dusun Sidowangi, Desa Mojolebak dan Desa/Kecamatan Jetis, Kabupaten Mojokerto masih terputus, sejak ambles 22 Januari 2021. Jalan setempat ambles setelah gorong-gorong dan plengsengan di bawah jalan juga ambles akibat tergerus debit air di sungai yang tinggi.
Jalan ambles sepanjang 15 meter dengan lebar 8 meter dan kedalaman saluran air yang ambles mencapai 3 meter. Akibatnya, sebanyak 221 Kepala Keluarga (KK) di Dusun Sidowangi terpaksa melewati jalan alternatif sejauh dua kilometer.
Warga kemudian menutup akses jalan dai kedua sisi dengan memasang palang bambu
Salah satu warga, Nanik menjelaskan, amblesnya gorong-gorong berikut jalan di atasnya terjadi saat dusun setempat dilanda banjir selama beberapa hari.
"Ambrolnya itu setelah di sini kena banjir. Genangan airnya sampai naik ke rumah warga. Apalagi sawahnya, kelem (tenggelam) semua," katanya, Rabu, 17 Februari 2021.
BACA JUGA: Jalur Alternatif di Mojokerto Ambles dan Tak Kunjung diperbaiki, Warga Was-was
Ambrolnya gorong-gorong tersebut diketahui pertama kali oleh warga setempat yang melintas. Diduga konstruksi gorong-gorong tak mampu menahan debit air yang tengah meningkat saat itu. "Jalannya sudah enggak bisa dilewati sama sekali," katanya.
Bahkan, sebuah tiang Penerangan Jalan Umum (PJU) juga ikut hanyut hampir terseret masuk ke Sungai Marmoyo yang menjadi muara saluran air setempat. Akibatnya, sejumlah PJU di jalan penghubung antar desa tersebut padam.
Bahkan, Rabu malam, 10 Februari 2021, sempat terjadi kecelakaan tunggal yang dialami dua pengendara motor saat lampu jalan masih padam. Keduanya tidak tahu jika jalan setempat ambles, akibatnya mereka terperosok ke dalam lubang jalan yang ambles sedalam 3 meter.
"Itu kejadiannya sekitar jam setengah 9 malam. Mungkin karena mereka enggak tahu kalau jalannya rusak. Mereka santri yang mondok di sekitar sini. Akhirnya motornya dievakuasi bersama-sama warga," ujarnya.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Mojokerto Mochamad Zaini mengatakan jalur yang mengalami longsor tersebut merupakan jalan poros penghubung antara Desa Mojolebak dan Desa Jetis. Selama ini, keberadaannya dimanfaatkan masyarakat dari dua desa tersebut.
"Jalan yang berada tepat di atas gorong-gorong ini tergerus, akhirnya longsor itu," katanya.
BACA JUGA: Dinas PURR Janji Akan Lakukan Perbaikan Akhir Februari Jalan Alternatif yang Bikin Warga Was-was
Menurutnya, ratusan KK masih bisa melalui jalur alternatif lain. Namun, mereka harus memutar sejauh kurang lebih dua kilometer untuk bisa memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.
Jalan longsor ini tidak memutus aliran listrik di rumah warga maupun kebutuhan air PDAM warga. Tapi dipastikan sejumlah sektor jelas terganggu, khususnya para petani yang lahannya berada kawasan jalan longsor tersebut.
"Jalur alternatifnya masih banyak. Tetapi tetap menjadi prioritas untuk ditangani. ini menunggu tender pengadaan barang," ujarnya.
Terkait rencana perbaikan jalan, pihaknya telah melakukan koordinasi dengan Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Kabupaten Mojokerto. Menurutnya, pembenahan baru bisa dimulai bulan depan.
"Tetap akan ditangani kemungkinan antara bulan Maret atau April sudah dimulai pembenahan," ujarnya.