Logo

21 Korban Keracunan di Ponorogo Masih Jalani Rawat Inap

Reporter:,Editor:

Sabtu, 22 June 2019 09:55 UTC

21 Korban Keracunan di Ponorogo Masih Jalani Rawat Inap

RAWAT INAP. Sejumlah pasien terbaring di ruang kelas 3 Puskesmas Jenangan, Kabupaten Ponorogo. Foto: Gayuh Satria

JATIMNET.COM, Ponorogo - Enam pasien terbaring lemas di ruang kelas 3 Puskesmas Jenangan, Kabupaten Ponorogo, Sabtu 22 Juni 2019 siang. Selang infus menancap di pergelangan tangan mereka.

Para pasien ini terlihat tiduran. Seorang bapak beberapa kali keluar masuk kamar mandi. Dia dibopong anaknya. Sang bapak ini mengaku masih lemas karena mual dan diare yang dialaminya.

Seorang perawat mengatakan para pasien ini banyak kehilangan cairan tubuh sehingga harus dipasang infus. Beberapa ruang lain juga terlihat penuh pasien.

BACA JUGA: Puluhan Warga Ponorogo "Tumbang" usai Makan Nasi Hajatan

“Sejak kemarin banyak yang masuk UGD, ada 9 rawat inap dan 17 rawat jalan,” kata Kepala Bidang Titik Suprihatin, Sabtu 22 Juni 2019.

Titik menuturkan jumlah pasien terus bertambah. Sampai siang ini ada 16 orang rawat jalan dan 16 orang rawat inap di Puskesmas Jenangan. Sedangkan empat orang melakukan rawat inap di Puskesmas Setono dan satu orang dirawat di Rumah Sakit Aisyah.

Mereka adalah para korban yang mengeluhkan mual dan pusing disertai muntah dan diare usai menyantap makanan hajatan di Desa Plalangan, Kecamatan Jenangan, Kabupaten Ponorogo.  

Titik mengatakan jumlah total pasien yang diduga keracunan makanan hajatan sebanyak 37 orang. Gejala yang dialami mulai mual, muntah, pusing, bahkan ada beberapa yang mengalami diare.

Beberapa pasien juga mengalami dehidrasi karena mengalami muntah dan diare. “Reaksi keracunan beberapa orang ini berbeda-beda, ada yang jumat pagi memeriksakan ke puskesmas, sampai membludak pada jumat malam,” ujarnya.

BACA JUGA: Paus Mati Keracunan 40 Kilogram Plastik di Filipina

Titik menjelaskan beberapa warga yang juga memakan makanan hajatan tidak mengalami gejala keracunan. Ada juga warga tidak dibawa ke puskesmas. Mereka hanya mengobati sendiri di rumah karena memang keluhannya ringan.

Polisi telah membawa sampel makanan ke laboratrium di Surabaya untuk mengetahui kandungan makanan hajatan tersebut. Hal ini karena banyak warga yang mengalami keracunan tetapi tidak merasakan keanehan pada makanannya, baik itu berbau maupun berlendir.

“Uji laboratrium terhadap makanan saat ini telah dilakukan, dan warga yang rawat inap sudah mulai membaik,” pungkasnya.

Ralat: Sebelumnya artikel ini berjudul "Gara-gara Nasi Hajatan"