Jumat, 11 July 2025 08:30 UTC
Suasana penandatanganan Heads of Agreement antara PTFI dan PT Stania oleh masing-masing Direktur. Foto: Humas PTFI (Gresik)
JATIMNET.COM, Gresik – Presiden Direktur PT Freeport Indonesia (PTFI) Tony Wenas dan Direktur PT Solder Tin Andalan Indonesia (Stania) An Sudarno menandatangani Heads of Agreement (HoA).
Penandatanganan itu terkait jual beli timbal dan perak yang dihasilkan dari fasilitas Precious Metal Refinery (PMR) PT Freeport Indonesia.
Penandatanganan ini disaksikan Wakil Menteri Investasi dan Hilirisasi Todotua Pasaribu, dan Dirut PT Arsari Tambang Aryo Djojohadikusumo di Batam.
Dijelaskan Tony, dalam kesepakatan ini PTFI akan memasok bahan baku berupa perak dan timbal yang dihasilkan dari fasilitasi PMR PTFI ke Stania untuk produksi solder tin.
“PTFI memproduksi perak dan timbal. Kemudian akan kita supply ke Stania untuk campuran solder tin. Kira-kira 10 ton perak per tahun dan 250 ton timbal per tahun,” kata Tony dalam keterangan tertulis, Jumat, 11 Juli 2025.
BACA: Freeport Indonesia Terima Penghargaan Ganesa Wirya Jasa Adiutama dari ITB
Menurutnya, permintaan logam hasil pemurnian PTFI di dalam negeri sangat penting dan terbukti ada demand dan akan terus digalakkan.
Bukan hanya PT Stania saja, namun pihaknya juga berharap ada perusahaan lain yang membutuhkan logam-logam hasil pemurnian itu untuk dikonsumsi dalam negeri.
"Sehingga ekosistem hilirisasi yang berkaitan dengan produk lanjutan dan juga ekosistem EV bisa cepat tercapai sesuai dengan harapan pemerintah,” kata Tony.
Precious Metal Refinery (PMR) PTFI menjadi salah satu produsen emas dan perak batangan di Indonesia dengan kapasitas pemurnian sekitar 50 ton emas, 200 ton perak per tahun, dan Platinum Group metals, yaitu 30 kilogram platinum dan 375 kilogram palladium. PMR PTFI telah memproduksi perak batangan pada Juli.
"Estimasi saat ini hingga akhir tahun 2025, PTFI memproduksi perak sebesar 100 ton. Sementara untuk produksi timbal sebanyak 2 ribu ton per tahun,” kata Tony.
Penandatanganan HoA antara Freeport Indonesia dengan Stania merupakan komitmen dalam mewujudkan hilirisasi di dalam negeri.
BACA: Presiden Prabowo Resmikan Pabrik Pemurnian Logam Mulia Smelter PT. Freeport Indonesia di Gresik
Direktur Stania Sudarno menyebut sinergi di atas merupakan langkah penting mewujudkan kemandirian Indonesia di sektor pertambangan, terutama hilirisasi perak.
Ia mengatakan langkah ini sejalan dengan upaya pemerintah untuk mengurangi ketergantungan pada produk impor dan mendorong penggunaan produk dalam negeri.
“Sinergi penyerapan perak dan timbal dari PTFI ini merupakan komitmen Stania dalam memperkuat bisnis. Penguatan pengadaan bahan baku domestik ini, perusahaan tidak bergantung terhadap impor,” kata Sudarno.
PTFI dan Stania akan melakukan negosiasi lebih lanjut dalam rangka menjalin hubungan bisnis berbentuk Perjanjian Definitif, termasuk melakukan kajian-kajian.
Hilirisasi dalam negeri menjadi kunci untuk menciptakan nilai tambah yang lebih besar, sehingga dapat mempercepat terwujudnya visi Indonesia Emas.
